stasiun


Mencari suasana baru.

aku berhijrah
memilih memulai pagi diantar pak masinis

Entah karena bosan, atau karena sekarang dituntut untuk jauh lebih hemat dari biasanya
atau karena keduanya
yang jelas pagi tadi aku melangkahkan kakiku menuju stasiun

Pengalaman baru
menikmati pagi di tengah hiruk pikuk manusia yang berjejalan di seisi gerbong
sebagian duduk manis, sebagian jongkok di tepi, dan sebagian berdiri berjejalan

Stasiun selalu menjamuku dengan suasana khasnya
bahkan suara ting tong ting tong beriramanya terdengar syahdu di telingaku

Stasiun,
besok pagi semoga kita bersua lagi

Outbond Pertama Dira

Ah, setelah seminggu ini Dira rameee terus di rumah "Dira mau abon -belakangan baru tau kalo maksudnya outbond- sama temen sekolah". Akhirnya, kemaren acara outbondnya berlangsung lantjar djaja.. Alhamdulillah.

Jam setengah 5 pagi Dira udah bangun, -agak dipaksa- sarapan, dan mandi dengan kurang semangat. Tapi dia antusiaaaas banget pas udah siap. Ga mau nunggu papanya yang masih sarapan. Bawaannya mau buru-buru berangkat. "Nanti ketinggalan bis Pa" itu sebenarnya alasan yang aku pake waktu ngajak dia mandi subuh-subuh, sekarang dipakenya buat bikin papanya sarapan setengah buru-buru -aku bahkan sarapan sambil jalan-jalan, ga boleh ditiru-.

Dan, jam 6 pagi aku, papanya Dira, sama Dira udah nongkrong di sekitaran Bale Desa. Belom banyak yang dateng, hampir sejam kemudian kami baru berangkat. Jadi, ancaman "nanti ketinggalan bis" masih jauh dari bayang-bayang. Dira duduk di Bis 02 sama Fefe. Aku dan papanya di Bis 4. Sekolahnya sengaja memisahkan kami, supaya anak-anak mandiri. "tapi nanti di tempat abon kita ketemu ma" kata Dira menjelaskan, menirukan ucapan Bunda Ulya, Kepala Sekolahnya.

Yak, perjalanan ke Kenjeran Alhamdulillah tanpa rintangan. Turun dari bis langsung menuju Dira yang menggapai-gapai bahu temannya yang lebih tinggi. Semua anak berjalan saling memegang bahu teman di depannya, supaya tidak terpisah dari rombongan. Tempatnya lumayan bagus, tapi kok banyak bangunan tidak terpakai yang dibiarkan kosong, rusak di mana-mana.

Banyak banget kegiatan buat anak-anaknya. dari jam 8 pagi sampe jam setengah 12 full diisi permainan seru. Diawali dengan Chicken dance, dan diakhiri dengan Flying Fox. Dira hebat, sepanjang permainan tidak mengeluh capek sama sekali. Cuma agak cemberut aja si karena ga ada istirahatnya sama sekali.

Agak takjub juga si, pas liat sendiri Dira dengan berani berjalan di atas jembatan yang cuma seutas tambang, manjat jaring laba-laba, panjat tebing, dan flying fox.Tapi, giliran diajak berenang malah nangis "Dira takut tenggelaaam" alasannya dramatis sekali. heheheheh

Ya, jam 1 kami kembali ke bis untuk pulang. Kali ini kami duduk di bis yang sama. Dira duduk di dekat jendela "Dira sudah besar ma!" bersikeras untuk duduk sendiri, tak mau dipangku. Bernyanyi denfan kerasnya lagu "si jago mogok" dilanjut dengan lagu pinokio. Dua lagu kesayangan Dira. Mulanya, dira menyanyi dengan penuh semangat, lama-lama maikn pelan. Lalu tertidur di tengah lagu pinokio. Hebat, lagi nyanyi aja bisa tidur.

Akhirnya, setelah yakin dira tidur pulas, aku gendong dira ke pangkuanku dan kamipun melewatkan perjalanan dengan tidur pulas. Capek.


Menyoal Tentang Tisu


Emmmm... gimana ya tentang tisu ini?

aku copas di sini aja ya. dapet nyomot dari sini. Kayaknya, penggunaan tisu ini harus ditinjau ulang deh. Kalu emang ga perlu-perlu banget, mending ga usah pake. Mulai pake sapu tangan sama handuk kecil aja. Lebih praktis, lebih irit, dan lebih ramah lingkungan.

1.Bahan dasar Tissue.
Tissue berbahan dasar 100% kayu.
Menurut Koesnadi dari Sekjend Sarekat Hijau Indonesia ( SHI ) tentang Hitungan sederhana bagaimana penyusutan Hutan Alam Indonesia akibat dari penggunaan tissue oleh masyarakat.
“Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta orang dan setiap satu harinya 1 orang menggunakan ½ gulung kertas tisu Artinya penggunaan kertas tisu bisa mencapai 100 juta gulung tisu per hari, berarti per bulan nya pemakaian tisu di indonesia mencapai 3 milyar gulung. Bila berat kertas tissu itu 1 gulung mencapai ¼ kg, maka 3 milyar dihasilkan angka kira-kira 750.000.000 kg setara dengan 750.000 Ton, Bila untuk menghasilkan 1 ton pulp diperlukan 5 m3 kayu bulat, dengan asumsi kayu bulat 120 m3 per hektar (diameter 10 up) maka sudah bisa ditebak penggunaan hutan untuk urus kebersihan mencapai ratusan ribu hektar setiap bulannya". (Sumber: dari sini)

Hal itu menunjukkan bahwa jutaan ton kayu tropis siap ditebang untuk menghasilkan tissue. Perlu diketahui bahwa untuk dapat ditebang dan diolah kembali, sebatang pohon kayu tropis membutuhkan waktu sekitar 6-8 tahun lamanya. 

Bila keberadaan hutan menyusut maka akan mengakibatkan erosi tanah juga menurunnya kemampuan hutan untuk menyerap CO2. Konsentrasi CO2 yang tinggi di atmosfir lah yang menyebabkan suhu bumi meningkat atau sering disebut Global Warming. Suhu bumi yang melampaui batas bisa mengakibatkan perubahan alam, mencairnya es di kutub (naiknya permukaan air laut) hingga hujan asam.

2.Proses Pembuatan Tissue 

Untuk memproduksi 1 Kg Tissue diperlukan 30 liter air dan 4 kwh listrik. Bila setiap orang diasumsikan memakai tissue rata-rata 50 gr per hari dan hanya seperempat penduduk Indonesia yang menggunakan tissue, maka tiap tahun diperlukan sekitar 21 ribu ton tissue, dimana untuk memproduksinya butuh 630juta liter air dan 84juta Kwh listrik. Penggunaan 84 juta kwh listrik itu sama sperti membuang gas CO2 sebesar 42ribu ton. (sumber: dari sini)
Belum pagi dampak dari proses untuk mendapatkan warna putih pada tissue. Dalam proses pemutihan terhadap pulp yang berwarna hitam menggunakan gas Chlor (CL). Bahan baku gas Cl adalah toksik, dimana toksik ini limbahnya masih mengandung racun.
 
Well, sebenarnya bukan Tissuenya yang membawa pengaruh, tapi lebih tepat ‘penggunaan Tissue’ yang berlebihanlah yang memberikan dampak buruk bagi Bumi kita ini. Bila memungkinkan tidak ada salahnya kita kembali menggunakan saputangan, atau paling tidak bijaksanalah (baca:hemat) dalam menggunakan tissue.
Kita mungkin tidak dapat melakukan hal yang besar, oleh karena itu lakukanlah hal kecil yang kita mampu untuk menjaga hutan yang merupakan nyawa dari bumi kita.

dapet lagi yang agak detil Contekan dari http://www.madehow.com/Volume-6/Toilet-Paper.html

  1. Batang pohon yang habis ditebang dan baru sampai di pabrik akan dikuliti dan ditelanjangi hingga hanya kayunya saja yang terlihat.
  2. Kayu terus dicacah sampai kecil, sekitar berukuran 1 x 1/4 inci. Lebih kecil lebih bagus buat dijadi bubur kertas.
  3. Cacahan kayu itu (sekitar 50 ton) dicampur dengan bahan kimia (sekitar 1000 gallon) dimasukan dalam tangki pemasakan yang disebut Digester.
  4. Teruuuuus dimasak (sekitar 3 jam-an lah). Selama pemasakan air yang terkandung dalam kayu akan menguap dan menyisakan 25 tons serat selulosa, lignin dan senyawa lain (bayangin, dari 50 ton kayu hanya tersisa setengahnya aja). Dan dari 25 ton ini akan menghasilan 15 ton bubur serat kayu yang disebut Pulp.
  5. Pulp ini akan melewati beberapa mesin cuci (washer mechine) untuk menghilangkan lignin dan senyawa kimia. Eh lignin pada tau kan? penjelasan tentang lignin, entar aja deh :D. nanti akan keluar cairan hasil pencucian yang berwarna hitam (black liquor). Pulp akan keluar dari pintu sana sedangkan Black Liquor akan dikeluar dari pintu sini. Pokoknya dipisahkan lah.
  6. Pulp yang sudah bersih dicampur dengan air menghasilkan adonan yang disebut paper stock yang terdiri dari 99,5% air dan 0,5% serat. Banyakan airnya ternyata ya. Paper stock ini disemprotkan ke ayakan yang akan mengeringkan air dan menghasilkan lembaran 5,5 m x 1981 m gelondongan bahan tissue per menit.
  7. Lembaran ini dipindahkan ke pengering yang disebut Yankee Drier. Dipanaskan dan dipress sehingga kandungan air dalam lembaran calon kertas ini hanya 5%.
  8. Kemudian kertas dibejek2 dikit (creped) tujuannya untuk melembutkan dan menghasilkan perawakan yang rada lecek. Sambil dibejek, kertas ini dikerok dengan pisau. Tujuannya adalah supaya kertas menjadi fleksibel tapi menurunkan kekuatan kertas sehingga pas dibasahin, kertas akan mudah hancur.
  9. Kertas tissue sudah jadi tapi masih berupa lembaran yang panjaaaaaaaaaaang. Lembaran kertas tissue ini akan dimasukan ke mesin pemotong. Viola… jadilah kertas tissue yang dipake buat nyedot cairan dari hidung saya karena kebanyakan nangis  :D 

ya ampun.. nanem pohon enggak, ikut nebangin iya. Secara ga langsung, dengan kita pake tisu terus-terusan berarti kita nebangin pohon-pohonan. Padahal, hutan udah semakin sedikit aja luasnya. Jadi, sekali lagi aku mu ngingetin -diri sendiri dulu-. Udahan ah hambur-hamburin tisunya. Pake seperlunya aja. Kalo bisa, ga usah pake tisu aja, ganti saputangan or handuk kecil.


Dira Gigit nih!


"Ma, Dira udah ga mimi lagi ya?" Pertanyaan gadis kecilku seharunya hanya pernyataan saja. Tapi mata kecilnya menghujam netraku, meminta penegasan.

"Iya sayang, Dira kan sudah besar" Aku mengelus lembut rambunya, matanya masih di sana tertancap ke mataku. Matanya menyimpan sedikit kecewa, Dira masih berharap jawaban lain yang keluar dari mulutku.

Dira menangis sesenggukan, sambil berguling ke sana kemari. Tahu betul ia, mamanya ini paling tidak tahan melihatnya menangis. Aku tahu betul ini caranya merajuk, supaya aku memuluskan inginnya. Tapi, aku sudah memantapkan hati. Anakku sudah besar, sudah waktunya disapih.

Akhirnya, aku membujuknya dengan buku. Dia terlentang di sampingku, lengan kananku menyangga kepala mungilnya. Buku tentang petualangan ke negeri Oz yang dia pilih malam itu. Tapi, setelah cerita sampai akhir saat Dorothy kembali ke pelukan Paman Henry. Dira belum juga tertidur.

"Maa.. " Dihadapkannya badannya ke arahku. Tangan mungilnya menunjuk-nunjuk dadaku. Tempat air susu mengalir setiap malamnya, mengantar ia tidur.

"Dira sudah besar nak, udah waktunya berhenti mimi!" Sekarang waktunya untukku melawan mata penuh harapnya. Mengabaikan mata iba yang penuh kantuk, tapi enggan beranjak tidur. Dira masih berusaha merayuku, agar ia bisa kembali menyusu.

Reaksi Dira membuatku terkejut sekaligus geli. dengan tiba-tiba ia berguling lalu menindih badanku. Ini bukan hal asing bagiku. Selama ini memang Dira suka bermain-main di perut atau punggungku. Tapi apa  yang dilakukan Dira berikutnya membuatku sedikit kaget.

"Dira gigit nih miminya!" Serunya galak. Dira menggigit Dadaku. Aku tertawa geli melihat wajah kantuknya yang dihinggapi sedikit rasa kesal karena tak bisa mendapat keinginannya.

Aku yang sekarang membujuknya, menariknya ke pelukanku. Rasa kantuk dan lelah akhirnya mengalahkan kegigihannya. Ia bergelung erat, menempel di tubuhku. Kami tertidur lelap, hingga adzan subuh membangunkanku.

*I love you dear...

berat badanku...


kapan terakhir gendut? ya pas hamil kemaren. Setelah melahirkan, masih gendut juga. Setahun kemudian baru bisa kembali punya berat badan normal. Lalu sekarang? sepertinya masa hura-hura itu usai. Hura-hura gimana? yaitu, makan semaunya.. sebanyak-banyaknya, tapi dengan BB segitu-gitu aja. sekarang, makan dikit kok bawaannya kok langsung aja geser neraca timbangan.

Perasaan ya, makan dua porsi sekali itu udah lewat masanya. Eh tapi kok berat badan naik pelan-pelan kok baru sekarang? Apakah ini dampak dari berhentinya masa menyusui? hmmm... bisa jadi sih. Tapi masa iya aku dengan egoisnya tetep maksain mimiin Dira demi alasan "supaya mama tetap langsing nak". Ah, gak mau aah..

Jadi, jadi jadi... mesti gimana atuh?
Ya, pola makannya ditata ulang deh.. jangan segala apa yang ada di depan mata langsung diembat ajah.

Jangan lupa banyakin makan sayur -oh, udah lama ga makan tu dedaunan-. Sama buah juga ga boleh ketinggalan.. Baiklah...

Sebulan yang lalu, nimbang berat badan di deket mesin absen. Masih baik-baik saja, tepat di angka 45. Tapi, beberapa hari yang lalu kok udah geser beberapa garis ya? Duh gusti.. aku ga mau gendut.. :D

menyapih #2


Ah ya, tadi malam Dira kembali berhasil bobo tanpa harus mimi terlebih dahulu. Bangga sekali, sekaligus lega. Nadira sekarang melangkah ke proses pendewasaan selanjutnya. Dira menyapih dirinya sendiri. Aku tidak memaksanya. Aku hanya bilang pada Dira, Dira sudah besar sudah waktunya untuk berhenti mimi. Dan, sepanjang malam itu dia tak henti meyakinkan aku "Dira sudah besar ma, Dira udah ga mimi lagi" dan dia membuktikannya semalam. Bobo manis tanpa mimi -dan tanpa memainkan rambut-.

i love you dear..
i love you with all my heart..
no doubt about it.
:*

menyapih...


Adudu... orang-orang udah pada nyapih pas anaknya 2 tahun -malah kurang- tapi dira sampe sekarang masih susye buat disapih -atau bener kata orang, aku yang belom rela n tega buat nyapih?-.

Dira itu udah sering banget di "sounding" kalo mimi itu harusnya udah sampe dua tahun aja. Semenjak ulangtahunnya yang ke2, kita udah gencar menyuarakan kampanye menyapih -lebaay- daaaan sekarang Dira udah umur 3, tapi masih belum juga bisa disapih.

Sebelumnya dira pernah mengajukan penawaran "nanti aja kalo dira udah masuk sekolah Dira berhenti miminya". Oke, kita kasih perpanjangan waktu. Eh tapi, sekarang udah sekolahpun Dira masih belum mau berenti. Lanjut deh komprominya "pokoknya kalo Dira udah ulangtaun ketiga, dira berenti mimi ya" mamanya yang kali ini ngancem.

Ini udah beberapa minggu dari ulangtahun Dira yang ke3. Tapi masih belum juga berhasil dengan misi persapihan ini.

Tapi, kemaren malam. Tepatnya malam Rabu tanggal 20 November. Dengan kesadaran diri Dira bilang "Dira udah besar ma, Dira udah ga mimi lagi". Betul saja, malam itu Dira tertidur di pelukanku. Tanpa harus melalui ritual mimi yang tak pernah terlewatkan itu.

AAh.. aku bernafas lega malam itu. Anakku udah gede, bisikku. Dira udah bisa menyapih dirinya sendiri. Tapi, belum lama kelegaan itu bisa kurasakan. Subuhnya, saat Dira bangun tidur. Dia merengek-rengek, menangis sambil ngasih isyarat untuk mimi -walopun ga berani bilang-. Dasar emaknya ga tegaan, dimimiin lagi aja deh Diranya. Ga tahan lihat Dira nangis begitu.

Yaaah... belom berhasil nyapihnya. Harus mulai dari awal lagi. Tapi, aku tetap berpegang pada prinsip awalku. Ga mau memaksa Dira untuk menyapih. Tapi, sampai kapan?

Anakku, jadinya suku apa?

Kalo ditanya Dira berasal dari suku apa? jawaban yang tepat apa ya? Aku jelas-jelas orang Sunda. Dua orang tua saya asli Sunda, aku lahir dan besar di tanah Sunda, bisa berbahasa Sunda, mengenal sedikit kebudayaan Sunda. Sementara papanya, walopun lahir dan besar di Jakarta tapi orang tuanya berasal dari suku Jawa.
Jadi, Dira berasal dari suku apa? lahir di Surabaya, dari mama orang Sunda dan Papa orang Jawa. Emm, yang jelas dira orang Indonesia.

Kadang, orang Sunda sering di"ece" ga bisa ngelafalin huruf "F" dengan sempurna. Padahal sebagian besar bisa kok. Nah, Dira ga mewakilin ini. Dira sering kali cerita temen mainnya Fefe, di sela-sela ceritanya dia selalu menegaskan. Bukan "Pepe" ma, tapi "Fefe". ga tau siapa yang dulu manggil "Pepe" perasaan setiap nyebut namanya aku bilang "Fefe" kok.

Eh, tapi itu semacam pembuktian kalo Dira gak Nyunda.. buktinya dia bisa ngelafalin F dengan sempurna. Padahal ngomong aja kadang masih ga jelas.

Dira juga ga bisa bahasa Jawa. Walopun tinggal di Surabaya, yang sebagian besar orang pada ngomong bahasa Jawa, Dira belum mempunyai kosakata Jawa satupun. Dan, Alhamdulillah ngomongnya juga ga "medhok" seperti kebanyakan orang Jawa.

Ah ya, kalo Dira nanti di sekolah ditanya dia dari suku apa, kira-kira apa jawaban tepatnya ya? sepertinya Indonesia itu bukan suku bangsa.

selamat ulang tahun..


Usiamu sampai di bilangan tiga, anakku
padahal, sepertinya baru saja kemarin
aku mencium pipi lembabmu
sesaat setelah tangismu ramaikan dunia

Usiamu sampai di bilangan tiga, anakku
celotehmu
tingkahmu
menjadi obat ajaib untuk segala lelah
tetaplah ceria
sedihmu, duka mama anakku

Usiamu sampai di bilangan tiga, anakku
tak bosannya mama bisikkan di kupingmu
mama sayang dira, selalu
bersama dekap, yang semakin hangat
dan selalu bersambut

Usiamu sampai di bilangan tiga, anakku
jelang masa depan cerah yang terbentang di hadapanmu
jadilah jundi mama dan papa
yang taat Allah, dan Rasulnya

Usiamu sampai di bilangan tiga, anakku
jadilah anak shalihah
dan doakan kami, orangtuamu

tentang cinta..


satu hal yang aku tahu pasti
cintaku untuk kamu tak pernah mati

itu saja.
aku rasa, itu saja cukup.

benarkah?
ataukah banyak hal lain yang kita butuhkan?

sepertinya memang
ada hal penting yang kita luputkan

Kejutaaaan...

Mulai tidak suka dengan kejutan, terutama yang tidak menyenangkan. Tapi, kadang jika terlalu membenci sesuatu, ia malah lebih gencar mendekati. Seperti sekarang ini, saat benci-bencinya dengan segala rupa kejutan, mereka malah menghambur masuk ke kehidupanku begitu saja.

Ya, mereka. Bukan cuma satu atau dua saja kejutan yang aku dapatkan. Tapi banyak. Dan semua menyesakkan.

Ah, Nadira..


Pulang kerja, aku udah ngantuk tapi Dira masih semangat buat main. Mau ga mau, mata yang udah lengket dipaksain melek juga. Tapi ya namanya capek, ngantuk, bawaannya pengen nempel aja sama bantal.

"mama jangan bobooo!!!" kata Dira liat aku udah merem sambil meluk guling. Diranya lagi asik mewarnai.

"Mama ngantuk sayang" kepaksa melek, ngeliat bibir mungil Dira manyun.

"Tapi Dira belom ngantuk. Main masak-masakan yuk mah!" Dira semangat, ngambil tas yang isinya mainan buat masak-masakan. "susah maa... " tas kain itu aku iket agak kencang, biar isinya ga berantakan. Dengan sisa tenaga, aku bangun bantuin lepasin ikatan tasnya. Dan berhamburanlah semua isinya ke lantai.

"mama mau makan apa?" Dira sekarang jadi koki, sedang menyiapkan kompor kecil warna merah, dengan panci biru di atasnya, serta teko warna hijau dan kuning.

"mau telor aja deh, yang gampang" aku duduk di tepi ranjang. mengawasi dira yang lagi masak.

"Emmm.. tapi Dira masak air dulu ya, buat mama mandi. Ni, Dira udah rebusin air. Nanti, mama Dira guyur!" Dira ketawa sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Lama-lama, Dira bosen juga main masak-masakan. Naik lagi ke kasur, aku bisa tidur-tiduran lagi deh fikirku. Tapi sebelumnya, harus beresin semua mainan yang berserakan di lantai.

"Mama, ngetik di sini" Dira menunjuk ujung guling, "Dira ngetik di sini" Lalu dia pura-pura mengetik di ujung guling satunya lagi. Oh, ceritanya ini laptop. Akupun mengikuti Dira, pura-pura mengetik di atas guling.

Lagi asyik main ketik-ketikan, aku godain Dira, aku ngetik di tempatnya Dira "mama.. kan jadi rusak laptopnya" sengit Dira menepis tanganku, dan mengambil laptop bayangan dari guling.

"Dira benerin dulu ah laptopnya. Mama ngetik di situ aja!" Ditunjuknya lagi bagian guling yang menjadi bagianku.

"Waah, rusak ya sayang? yaudah, gak mama gangguin" Lalu kami pura-pura mengetik lagi.

Gak tau karena capek, atau bosen. Dira nonton tv, ada acara gazoon di TV. itu lo, monyet, singa, ikan, burung unta, sama gajah yang warna warni, di B channel. Serius banget mukanya. Kesempatan, aku langsung tiduran di guling.

"AAAAAAA... Mamaaa.. Kok tiduran di situ??Kan ada Laptop Dira. Rusak deh, padahal kan baru dibenerin" Aku kaget, denger Dira tereak. Padahal aku baru aja, nempelin kepala di guling. langsung duduk tegak lagi.

"Kan laptop Dira di sebelah sana" kataku menunjuk bagian guling tempat Dira mengetik tadi.

"Kan udah Dira pindahin maa.." Dira ga mau kalah.

Ya sudah, lain kali kalo abis main laptop-laptopan, harus diberesin dulu. Laptopnya harus dimasukin tas dulu, baru mama boleh tidur-tiduran.

Masih panjang sebenernya cerita mama sama Dira malam tadi. Puas nonton, dira belom mau bobo. Tapi nonton Barney, terus lanjut Boppin with The biggles. Dan.. mama sama Dira harus niruin tarian di video itu. Mana nontonnya cuma pake layar hp mama. Jadi kadang gerakannya ga jelas gitu deh.

sudah besar, dira mau jadi apa?


pagi-pagi, abis mandiin dira. sambil pakein baju, aku ajak dira ngobrol
mama : udah, besar dira mau jadi apa?
dira : dokter
mama : kenapa mau jadi dokter?
dira : biar bisa suntik mama, papa, eyang, akung
mama : hehehehe.. kalo ga jadi dokter, jadi apa?
dira : jadi suster
mama : kenapa suster?
dira : biar bisa nyuntik
mama : kok sukanya nyuntik
dira : hehehe.. gapapa ma, gapapa
mama : jadi penulis mau?
dira : mau ma
mama : jadi koki mau?
dira : koki itu apa ma?
mama : koki itu, tukang masak. eh tapi, dira jadi chef aja ya
dira : tef, cef itu apa?
mama : koki, tapi lebih jago. ketuanya koki
dira : eeemmm.. ga mau jadi tef ah. jadi dokter ajah
mama :kalo kerja kayak mama mau?
dira : mau
mama : jangan deh, jangan kerja kayak mama.
dira : apa dong ma?
mama : dira sukanya apa?
dira : emmm... mikir
mama : jadi apapun nanti, dira tetep jadi dira yang baik ya. yang sholehah.


moga sukses ya nak

jadi, apa namanya?


aku juga tidak tahu, apa nama dari perasaanku saat ini
yang jelas, terasa begitu sesak di dada
dan, mengundang
air mata

miss typo...


kemaren.. disuruh ngimelin Surat Tugas punyanya PK. dia sms, ngasi alamat imel.
aku kirimin aja kaan.. tapi setelah pencet tombol kirim, ga lama kemudian ada imel masuk.. tu imel mental. katanya si, alamat imel tidak dikenal. aku bingung kaan..

terus, aku cek alamat imelnya. ternyata aku typo parah. harusnya alamat imelnya natalia.widyasanti@gmail.com aku malah ngetik natalia.widyasanto@gmail.com. masyaAllah...
dan, diriku kemudian mengirim sms ke beliau, imel udah sukses dikirim. terus, diriku perhatikan deh nama dia di kontakku.. aku tulisnya natalia Laksni padahal namanya Natalia Laksmi. double typo deh

bangun maa!!


Aku kaget, waktu dira guncang-guncang badanku, ngebangunin "ma, bangun ma.. udah terang ma!" kata dira sambil membuka gorden. "tuh kan ma.. udah terang kan?" katanya lagi. Lihat jam, ak ukaget. buru-buru bangun. Uudah jam setengah 6. Aku belom mandi, belom shalat subuh. Mana ini hari senin, biasanya macet.
"mama mandi dulu ya sayang, terus dira mandi, terus ke sekolah ya" kataku sambil tak lupa cium pipinya dan bilang makasi karena udah dibangunin. dira nurut. Alhamdulillah
Mandi buru-buru. Lagi asyik gejebar gejebur, dira teriak dari luar pintu "ma, itu yang papa beliin di alfamart, dira kan suka, mama beliin lagi ya" ooh, Astor maksudnya, kemaren sore papanya emang beliin. "iya, nanti mama beliin" aku ikut-ikutan teriak dari dalam kamar mandi.

Nadira itu.. sumber semangat. secapek apapun, kalau lihat dira ceria pasti ketularan. Tapi, kalo dia badmud juga kadang nularin ke aku. :( auranya gampang banget pegnaruhin orang di sekitarnya.

Eh, bukan sekali ini lo dira bangunin aku. Pernah dira bangunin aku tengah malem, disuruh bikin teh, atau telor dadar... kalau keliatan mataku merem dia, buka mataku paksa sambil bilang "mama jangan boobooo!!"

Ah, nyeritain Dira begini mesti bikin kangen pipi tembemnya. pengen cubit, pengen gigit "jangan maa.. nanti pipi dira habis" jadi inget reaksi dia kalo aku pura-pura mau makan pipinya..

cantik, lagi apa di rumah? mama kangen, pengen meluk.

si jago ngeles..


semalem, dira ngelukis pake cat air. gegaranya si, mama beliin dira buku gambar, eh di sampulnya ada gambar kuas. langsung deh, dira minta kuas. Untungnya, di gudang masih ada simpenan mama. cat air yg udah bertahun-tahun ga dipake, plus kuas dan paletnya.

Jadilah seharian kemarin dira isi dengan melukis pakai cat air.. senengnya liat dia asyik gitu.
Nah, lagi asyik melukis, mama telpon papa deh..

mama : ni sayang, telpon sama papa
papa : dira lagi apa? kata mama, dira lagi ngelukis ya?
dira : -sibuk ngelukis, ga ngomong apa-apa-
mama : kasih tau papa dong, dira lagi ngelukis apa. papa kan ga bisa liat
dira : nanti juga papa pulang, papa bisa liat. -terus asik lagi sama lukisannya-

---------------------------------

lagi asyik berhitung
Dira : satu,
dua,
tiga,
empat,
enam..
mama : Lho, limanya mana?
dira : udah habis limanya

nyanyi-nyanyi sama nadira...

mama nyanyi...
donal bebek..
mau ke mana? mau ke pasar
membeli apa? membeli baju
warnanya apa? warnanya putih

dan seterusnya..

abis nyanyi, dira langsung minta.. lagu miki mos (mouse maksudnya) mah
mama nyanyi lagi..
miki mouse mau ke mana?
mau ke pasar
membeli apa?

dira nyela, beli celana ma

beli celana, warnanya apa?
warnanya putih...

------------------------------------------

mama nyanyi
Tik tik tik.. bunyi hujan di atas genting

dira langsung protes
di atas genteng ma!!

mama : genting
dira : genteng

akhirnya mama ngalah
Tik Tik Tik.. bunyi hujan di atas genteng

---------------------------------------------

mama nyanyi lagi
satu dua, tiga empat, lima enam, tujuh dlapan

dira protes lagi. "enem maah!!"
mama : enam, sayang
dira : enem!!

akhirnya mama ngalah lagi
satu dua, tiga empat, lima enem, tujuh dlapan
siapa rajin, ke sekolah, cari ilmu, sampai dapat

-----------------------------------------------

kalo mau mandi, mama biasanya nyanyi..
(pake nadanya lagu kubuka-buka lemari)
kubuka buka bajuku
kubuka buka bajuku
kubuka buka, lagi..
kusiram siram badanku
kusiram siram badanku
kusiram siram, lagi

setelah itu, dira pasti minta..
sambil sikat gigi, dinyanyiin
gayung, dinyanyiin
ember dinyanyiin..

segala jenis lagu yg melintas di kepala, digubah liriknya
sesuai maunya dira.

cerita semalem...


Nadira batuknya ga mau berhenti, padahal udah hampir sebulanan. dikasih obat, sembuh. terus kambuh lagi, mendingan, kambuh lagi.. belakangan malah obat batuknya dah gak mempan lagi. kasian kalo bobo, sering keganggu sama batuknya.

makanya, semalem, abis pulang kerja aku ajak dira ke dokter riza di rewwin. Dira jelas ga mau kalo diajak ke dokter. Terpaksa boong deh "yuk, jalan-jalan naik taxi" dira langsung sumringah "ke cito ya mah?" katanya. tapi gak lama dia ralat sendiri "eh, ke royal deh mah. Dira kan mau maen masak-masakan" akhirnya aku iyain aja. Dengan embel-embel nanti mampir dulu beli obat.

Sebelum berangkat, aku telpon dulu klinik geo medikanya. Daftar, dapet nomor urut 6. Papanya dira kan masih di Tuban, jadi ga ikut nganter.

Sampe klinik, lumayan sepi. Cuma ada satu pasien di dalam. Dia keluar, dira langsung diperiksa. Drama di ruang dokter terulang lagi. Mau diperiksa gini dira pasti nangis kejer.

Alhamdulillah, dokter RUM ini cuma ngasih obat batuk aja. Ga diembel2in antibiotik, sama obat2 ga penting lainnya. Saatnya pulang deh.. eh tapi, dira kan ga bisa dijanjiin

mama : Dira, kita pulang ya?
dira : gak mau. dira mau ke royal
mama : tapi kan udah malem
dira : gak mau
mama : ke cito aja ya, yang deket
dira : gak mau. dira kan mau ke royal. dira mau main masak-masakan

yaudah, ngalah deh, kita ke royal. Di tengah jalan, dira udah agak-agak ngantuk gitu. terus aku keluarin jurus rayuan mautku

mama : kalo ke royal, jauh nak, kalo ke cito deket. tuuh, udah keliatan citonya
dira : oooo
mama : kalo ke royal, tar dira ketiduran di jalan. bukannya main, malah bobo
dira : ke cito aja deh mah. main perosotan

yaudah, kita main deh di playlandnya cito. nyampe sana sektiar jam 8. Dira seneng banget mainnya, soalnya kan sepi gak kayak sabtu minggu yang rame banget. Makanya, diajak pulang juga gak mau. Akhirnya, jam 9 setelah aku bilang "pulang yuk nak, udah malem. kalo kemaleman tar ga ada taxi, kita ga bisa pulang" dengan manisnya dira nurut terus bilang "yuk ma, kita pulang" hmmm..


***

paginya, dira susah dibangunin. Karena masih ngantuk, mungkin. Diajakin mandi juga jadi males. terus mama ajak ngobrol

mama : semalem, dira abis dari cito ya?
dira : iyah, dira main ma. nanti lagi ya?
mama : lagi apa sayang?
dira : ke sana lagi, main lagi
mama : sabtu?
dira : nanti malem aja
mama : kan nanti papa ga pulang. papa kan mau ikut juga
dira : yaudah, tar sabtu ya ma. kalo papa pulang

aah, nanti dira sabtu pasti nagih main ke cito lagi.

chit-chat sama nadira


dira : Papa bawa topi gak?
Papa : ngga yang
dira : kenapa?
Papa : ketinggalan di kosan papa
dira : kosan papa di mana?
Papa : di Tuban
dira : kok ketinggalan di kosan
Papa : kan topinya papa taro di kosan
dira : bawa pulang dong pa
Papa : iya, kemaren papa lupa
dira : kok papa lupa?
Papa : papa kemaren pulangnya buru-buru
dira : buru-buru tapi jangan lupa dong
Papa : iya, lain kali papa gak lupa


mama : dira, di sekolah belajar apa?
dira : mama, di kantor ngapain aja?


dira : waktu dira masih adek bayi, dira dibantuin mama terus ya?
Mama : iya sayang
dira : belom bisa jalan ya dira?
Mama : iya, mama gendong terus
dira : belom punya kaki diranya?
Mama : udah punya sayang, tapi belom bisa jalan. belom kuat
dira : oohh..


mama : hujan itu dari mana?
dira : dari awan
mama : awan itu dari mana?
dira : pelangi..
mama : hehehehe


nadira..


udah beberapa hari ini dira nanya terus
"mama punya laptop ga?"
aku balik tanya "buat apa sayang?"
kata dira "buat ngetik ma"

dira mau belajar nulis semenjak dini ya? hehehehe

kemaren malam, pulang kerja aku sama dira nonton tv. pas lagi duduk gitu, tau-tau dira langsung tiduran ke bantal. "dira pingsan ma!" katanya... huahahaha.. tau kata pingsan dari mana dira?

tadi malem, lain lagi ceritanya. abis telpon papanya, dira nunjuk ke atas kotak mainan "ma, ambilin kue ulang taun di atas situ tu..." hmm.. main hayal-hayalan lagi.. terus aku pura-pura bawa kue dengan dua tanganku, disorongkan ke depan dira. "dira tiup lilinnya yaa..", katanya, sambil memonyongkan mulut, pura-pura meniup banyak lilin di kuenya "horee... tepuk tangaaann.." seru dira. aku pun tepuk tangan

"ma, makan kuenya ya, suapin dira" aku pura-pura nyuapin kue ke mulut dira. terus kata dira "mama, kuenya potong dulu.. baru suapin dira" aduh naak.. hayalanmu komplit sekali ya.. :*

edisi angkot *lagi..


"saya penat.. keluar masuk terminal. tidak ada yang faham" ada bapak-bapak botak masuk angkot di depnan terminal bungurasih. abis duduk, tau-tau ngomong gitu. aku langsung ngebatin, ada yang gak beres ni sama bapak satu ini.

"buu.. saya mau minta tolong. saya mau turun di masjid" bapak itu ngajak ngobrol penumpang ibuibu yang duduk di sebelahnya. itu bapak botak duduk di bangku sebelah kiri yang muat untuk 4 penumpang. sementara aku di pojokan, tapi di bangku sebelah kanan. hadap-hadapan sama aku, tapi asimetris.. hayyah.

"masjid mana?" si ibu bingung. di sepanjang jalur angkot kuning ini ada berapa masjid yang dilewatin coba?

"masjid itu lo bu, yang ada sekolahnya" si bapak botak udah pake nada aga dramatis. mukanya pasang tampang melas.

aku masih asyik main game. belum begitu merasa terganggu. lama-lama, ngerasa diperhatiin sama itu bapak botak. aku langsung masukin hp ke tas. langsung pasang sikap waspada.

kemudian hening. semua sibuk dengan fikiran masing-masing.

"buu.." si bapak pasang tampang melas lagi.

"apa?" si ibu agak terganggu

"tolonglah saya, saya mau turun di masjid" nadanya makin mengiba-ngiba. aku makin keder. ni orang kalo emang sehat ga mungkin gini.

"ya masjid mana?" ibunya jadi kesel

"masjid itu lo bu.. yang ada sekolahnya. saya harus ke sana" wadduuh..

dan, sepanjang perjalanan, diisi dengan dialog yang sama. dengan nada yang hampir sama. mana jalanan hari ini lebih macet dari biasanya. kepengen cepetan turun aja rasanya.

"itu ada masjid!" kata si ibu pas kita lewat di sebrang IAIN

"tapi di situ ga ada sekolahnya ibu..." eh, kok malah ngerengek sekarang

"lha IAIN kan sekolah, sekolahnya mahasiswa" ibunya mule terganggu banget kayaknya

"di situ ada satpamnya ibu. ibu tau masjid agung? ibu pernah ke sana? saya pernah ke masjid agung.. saya kan islam. ibu islam juga kan? nah.. di masjid agung itu ada satpamnya, saya ke sana, tapi malah disamperin satpam" mukanya mulai mengiba

"bu, saya harus minta tolong sama siapa lagi. buu.. nanti saya minta uang ya. saya belum makan"

"nanti aku bayarin wis ongkose sampeyan!" ibunya mulai mengkeret. ngeri juga kali.

sementara aku udah mikir macem-macem. jangan-jangan ni orang stress bawa benda berbahaya di tasnya. -dia bawa tas ransel item. dipeluk di pangkuannya-. terus kalo dia kesel, jangan jangan entar dia ngamuk.

aku udah mikirin skenario terburuk. kalo sampe itu bapak botak ngamuk aku mesti ngapain. tapi ngeliat jalanan rame. aku mikir pasti ada yang nolongin kali ya. pak supirnya juga masa diem aja.

duuh.. ini macet kok lama banget. aku udah ketakutan. si bapak botak tingkahnya tambah aneh. akhirnya, aku mutusin ga turun di terminal Joyoboyo.. tapi di RSI aja. ngebecak deh ke kantor.

huhuhuhu..
ini kedua kalinya aku seangkot ama orang stress


di tangga...


Mengawasi langit surabaya
Luas terhampar tanpa celoteh awan
Cerah
Tak ada kabar kedatangan hujan terselip di birunya

bangun tidur...


baru jam lima, pagi tadi. aku masih setengah sadar setengah tidak. yang jelas mata masih memejam, tapi telinga.. samar-samar mendengar gadis kecilku bernyanyi..
tak lama, dia mengguncang bdanku, lalu berbisik "mama, dira udah nyanyi burung kaka tua, mama bangun dong" ooh.. ternyata memang gadis kecilku sedang bernyanyi.. aku memeluk badannya lalu berbisik "nyanyi satu lagu lagi ya sayang" mataku masih memejam.. "nyanyi apa?" tanyanya "naik-naik ke puncak gunung aja" jawabku
di berguling-guling di tempat tidur lalu berseloroh "lagu itu dira belum hapal"
"yang lain aja" tukasku "topi saya bundar"
dira mengangguk "iya iya, boleh ma. dira hapal"
lalu kami bernyanyi bersama

topi saya bundar
bundar topi saya
kalo tidak bundar
bukan topi saya

"peluk mama dong sayang" aku merajuk
dira memelukku erat, menciumi pipiku, dan kami berpelukan lagi hingga 15 menit kemudian

"sayang, mama mandi dulu ya" aku ingat, aku masih harus berangkat kerja.
"mama di rumah aja, sama dira" lagi-lagi, kalimat pembuat patah hati.
dan setelah bujuk rayu akhirnya dira memperbolehkan aku mandi. dia asyik di kamar, memainkan hp ku

pagi ini indah, karena dimulai dengan senyuman nadira. sayang kamu nak :*

dan...


aku menanti dan
duduk di sebelahku
itu berarti
aku tak sendiri

radio lagi...

aku cemas menantikan nadam
tapi sekuat apapapun memaksa, yg kudapat hanya diam
lantas aku melarutkan diri dalam gelombang
menyumpal telinga dari dunia
mengisi kepala dengan suara-suara nyata tapi maya
yang melagukan nada

hujan

hujan datang semaunya
pergi seenaknya
tak mau peduli

kamu ingat?

masih ingat?
kertas yang penuh coretan kita?
tentang kata-kata tak penting
yang hanya kita yang mengerti
terkadang membuat kita tertawa bersama

aku baru ingat,
yang membuatku jatuh hati,
adalah selera humor kita yang senada
kita menertawakan hal yang sama
bahkan yg tak tampak lucu di mata orang

aku juga ingat kata-kata
yang membuatku sempat beku

bad bad bad
i hurt you once, so bad
sad sad sad
this is my fool


belakangan aku baru tahu kalau itu lirik lagu
dan katamu
"emang aku bilang itu kata-kataku?'
dan sebuah bantal melayang ke wajahmu
lalu kita tertawa
menertawakan kebodohanku

aku mengingat-ingat lagi
semua hal yang kita lalui
dan aku tertawa sendiri
tapi tak jarang
mataku berkaca, haru
ingat betapa kamu
cinta aku

sepi


mungkin, seperti aku sekarang ini yang namanya sepi dalam keramaian?
benyak orang di sekitar. tapi tetap merasa sendiri.
entah karena apa.
merasa tidak bisa membaur.
apa yang salah denganku?
bukankah biasanya mudah saja bagiku untuk melebur?

tidak.

bukankah memang sekarang aku sudah belajar lebih banyak dari dulu.
tentang teman yang tidak semudah itu ditemui.
tentang teman yang tidak semudah itu dipercayai.

bukan. bukan salah mereka.
hanya saja.
aku yang terlalu berhati-hati
itu sebabnya
berapa temanku, bisa kuhitung dengan jari.

sayang..

kamu ingat, karena cengengnya aku kita akhirnya dekat. tanpa alasan jelas, sore hari tiba-tiba aku sesenggukan di depan pintu rumah besar yang jadi tempat tinggalmu waktu itu. duduk di ambang pintu, mencabuti keset yang penuh debu.

tak peduli orang yang lalu lalang melemparkan tatapan bingung ke arah kita, aku tepatnya. dengan ingus meleleh, air mata menderas. saat itu akupun bahkan tak tahu kenapa aku begitu ingin menangis.

tapi sungguh, rasanya lega setelah aku puas terisak di sampingmu. yang menjaga jarak setengah lencang kanan. tak berani bersentuhan. tapi tetap dekat untuk memberi kata-kata hiburan. yang cukup berhasil walaupun kamu di tengah kebingungan. bingung tiba-tiba disergap teman sekelasmu yang mengetuk pintu hanya untuk menangis.

dan setelah itu.. tak pernah putus seharipun sms darimu. telpon terkadang. dan temu. selalu kita sempatkan waktu untuk itu.

sejak hari itu sampai sekarang. tak pernah seharipun aku lewati tanpa kabar darimu. iya, betul.

walau kadang saat aku marah. aku tak mengirimi satupun sms. tapi kamu tetap dengan setia bertanya "lg apa yang?" sms favoritmu sampai kini.

sayangnya, hanya satu semester itu saja kita ada di satu kota. untuk kemudian kita dipisahkan jarak.

begitu pula hati kita. terkadang begitu dekat, terkadang ada jarak.

dan saat aku lelah dengan jarak. selalu kamu. ya, selalu kamu yang menguatkan. selalu kamu yang meyakinkan. jarak tidak bisa memisahkan hati. dan selalu. kamu benar.

hingga akhirnya aku dan kamu, duduk di pelaminan itu. dan ijab kabul yg kau ucap membuatku tak sanggup menahan degup.

sayang, berapa tahun kita bersama?
aku makin cinta
terimakasih untuk semua

*tak sengaja nemu lirik after the rain di blog orang
*dan aku ingat kamu.
*aku bahkan hampir menangis lagi
*aku cengeng ya yang?
*kamu selalu bilang, dira cengeng kayak mama
*ya, memang betul..

aku alpa..

mengapa hari terasa berlalu begitu saja.
serasa hidup hanya sebatas melewati pagi yang tergelincir
digantikan siang sementara, lalu dijemput senja
untuk kemudian malam menjelang
lalu pagi lagi yang tergelincir
kemudian digantikan siang sementara, untuk dijemput senja
lalu malam menjelang
berputar-putar pasti
sepasti janji Tuhan akan mentari
sampai waktu terompet Tuhan itu ditiup malaikatNya yang patuh
sementara debu saja tak alpa berdzikir
dalam setiap waktu yang berlalu
tetapi aku
malah tak henti mengeluh
sambil sesekali menyalahkan waktu
bukannya basahi bibir dengan dzikir
dan sibukkan kalbu dengan syukur
aku
lupa
untuk apa aku dicipta
sedang pagi jatahku
sudah berkurang satu hari ini

hari puisi pertama...


selamat hari puisi
bagi para pencinta puisi...

26 juli 2013
hari puisi nasional pertama lo
tanggal ini diambil dari tanggal lahirnya Chairil Anwar
dan baru dideklarasikan 22 November 2012

selamat hari puisi

deg..


baru sadar
seharian ini
kerjaku
hanya lamunin kamu

ah kamu...

seharian ini aku rindu
kemarin juga
begitu juga kemarinnya

hujan

kamu kan, yang suka bau hujan pertama
padahal aku bilang itu bau debu
membuat bersin saja

kamu kan, yang menunggu di ujung gang saat hujan deras
padahal aku kira kamu sudah beranjak
dan esokannya kamu bersin bersin karenanya

kamu kan, yang datang terlambat waktu hujan masuk rumah kita
padahal aku panik karena air meluber ke mana-mana
dan esokannya aku bersin-bersin juga

kamu kan,
ya kamu
yg selalu bersin saat dingin datang

Adelaide Sky

gak sengaja denger lagu adelaide sky di radio. awalnya, aku lupa ini lagu apa. tapi, semakin disimak aku merasa seolah-olah terseret ke dalam lagu itu. bukankah memang ada jenis lagu yang jika kita dengar melodinya lalu tiba-tiba kita terlempar pada suatu memori. Adelaide sky masuk lagu jenis ini.

dan, aku tiba-tiba kangen kamu yang..
berdua, sibuk sendiri
kamar kontrakan panas, pengap
(belakangan aku menyesali kenapa dulu kita ga beli AC saja. mungkin lain cerita. bisa-bisa kita berpelukan setiap saat)
kamu dengan laptopmu
aku dengan kartun sailormoon

ingatan tentang waktu itu berparade satu-satu. menari-nari. membuatku ingin kembali. ya, lagu itu menjadi latarnya, yang membuatku tiba-tiba merindu semua hal itu. karena suatu malam, kamu pernah datang dan memamerkan lagu-lagu adhitya sofyan padaku.

I'll be looking at my window
seeing Adelaide sky
Would you be kind enough to remember

I'll be hearing my own foot steps
under Adelaide sky
Would you be kind enough to remember me

celoteh dira...

dira lagi iseng merem-merem sambil senderan di bantal. tapi ga tidur.. trus aku deketin mukanya. sampe jarak mukaku sama dia, cuma tinggal beberapa centi aja. pas dia buka mata, dia kaget. terus ketawa. eh, dia bilang "mama godain dira ya.."

waktu itu aku mules, sakit perut
mama : perut mama sakit ni
dira : kasih minyak telon dong
mama : yaudah, dira yang gosokin ke badan mama ya
dira : iya iya iya (sambil semangat ngambil minyak telon di atas bufet. terus digosokin ke perutku)
ga lama, aku ngajakin dira mewarnai.
mama : dira, sini dong, ikutan mewarnai sama mama
dira : enggak ah, tangan dira pegel abis gosokin perut mama
aku ga kuat pengen ketawa.. pinter amat ngelesnya

papa cerita, dia masuk angin gara-gara motoran tapi jaketnya ga diresleting. soalnya rusak. eh, pas mau berangkat kerja dira nasehatin papanya
"pa, bawa jaket ya. biar ga masuk angin. terus jaketnya diresletingin" papanya senyum-senyum. terus gemas pengen nyiumin

pulang kerja, ngajakin dira ngobrol
mama : sayang, tadi di sekolah belajar apa
dira : belajar ngaji, teruus belajar doa
mama : coba dong ngaji sama doa, mama mau denger
dira : kan dira belom hapal. terus ngeloyor pergi

aku sama dira lagi bikin nametag dari karton. bentuknya apel, warnanya hijau. terus aku kasih nama dari kertas warna warni. dira asyik bantuin. guntingin kertas, ngelemin kertas, sibuk sendiri. pas lagi ngerjain, papanya telpon
mama : -hp diloudspeaker, terus disodorin ke dira- ni sayang, papa telpon
dira : dira lagi sibuk. sama mama aja

saat sepi...


kubiarkan saja jemari ini sedikit berolah-raga
lari tunggang langgang di atas papan
melemparkan semua isi kepala yang mulai sulit ditata
untuk apa?
supaya ikut lapang ruang di dada
mengapa?
karena mulut suma bisa bungkam
padahal biasanya darinya ribuan kata melompat tak karuan
pada siapa?
padamu, pada mereka, pada dia
lantas?
sekarang tak ada
tak ada?
tak tahukah? waktu mencuri mereka pergi
mengapa?
tah tahulah

malam...

mulai benci malam
kecuali malam
saat tanganku mencari tanganmu
saat lenganmu memeluk erat
saat pandangan kita tertuju ke arah yang sama
saat senyum kita terkembang bersamaan
saat hayal kita sejalan
saat kita menertawakan hal sama

saat-saat
yang ingin saja kukunci
hingga kita terjebak di dalamnya
dan kita selalu bersama

mauku..


aku ingin begini
aku ingin begitu
ingin ini ingin itu
banyak sekali

banyak sekali mauku persis seperti nobita

sekali waktu, ingin menjadi peri. iya. lengkap dengan tongkat ajaib. bisa menyihir. kalau ingin sesuatu, tinggal goyangkan saja tongkatku dan *cring.. yang aku mau muncul di hadapan.

aku pernah mau jadi penyiar radio. kadang dengan narsisnya aku merasa mampu. karena suaraku merdu. iya gitu? kataku si gitu. kata kupingku. entah kalo kata kamu.

ilmuwan pastinya. yap, ini dia yang aku dulu cita-citakan. membayangkan hari-hariku dikelilingi buret, tabung percobaan, laboratorium, pipet, dan semua hal yang mencerminkan ilmuwan. -belakangan aku tau, ilmuwan ga melulu berkutat di laboratorium-

jadi guru.. kayak mamah, kayak bapak. pernah si jadi guru, guru ngaji dulu. guru TPA, dulu. guru bimbel STAN, dulu. guru.. seharusnya sekarang aku ajdi guru untuk anakku bukan? jadi, ini seharusnya sudah tercapai, kan?

penjelajah juga seru... berpetualang di hutan, di gunung-guning tinggi, ke kota-kota asing, ke negara-negara baru. ke mana saja keliling dunia. ke luar angkasa bahkan. yang pasti aku ingin jadi penjelajah. sayangnya, pencapaianku hanya sampai jadi penonton dora the explorer. kalah aku sama anak kecil bantet berponi itu.

penulis dong. baru bisa nulis blog. itu juga prestasi. biasanya cuma nulis pake jari. nulis isi hati di mana saja. sayangnya, menulis pake jari itu ga berbekas. ga berjejak. ga bisa dibaca lagi. ga bisa diedit. ga bisa dibagi.

dokter. seperti cita-cita kebanyakan anak indonesia. tapi ternyata kuliah kedokteran mahal. kata bapak, daripada ga kebayar. mending ga usah jadi dokter

jadi mahasiswa. sempet sebulan kuliah di PTN. eh, cuma terdaftar aja. ga sempet kuliah. bororaah kuliah, ospek aja mangkir.

penyanyi?? oaalaah.. sempet lo kefikiran. tapi nyadar diri ini suara cuma level kamar mandi.

jadi putri. terus berdiri di balkon. terus dateng pangeran berkuda putih. terus jatuh hati. terus life happily ever after.

sayangnya, aku ga bisa bernyanyi seperti nobita

semua semua semua dapat dikabulkan
dapat dikabulkan dengan kantong ajaib

tapi. dari semua inginku dulu. tak pernah sekalipun aku ingin menjadi aku.

dengan segala pencapaianku yang segini-segini saja. selalu saja aku tidak puas menjadi diriku. kadang aku menyesali yang dulu-dulu. kalo seandainya dulu begini, pasti sekarang begitu.

tapi, aku masih punya masa depan bukan? walau seperti kataku, masih titik titik. tapi toh aku masih punya tangan untuk menulisi titik-titik itu. yang penting ada keinginan untuk mengisinya, dan mewujudkannya.

apa mauku sekarang?
kali ini aku mau jadi aku.
seorang ibu. harus jadi ibu yang baik.
seorang istri. harus jadi istri yang baik.
seorang anak. harus jadi anak yang baik.
seorang menantu. harus jadi menantu yang baik.
seorang pegawai. harus jadi pegawai yang baik.

bukankah dari dulu, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik??
iya, selalu.
walau kadang, bahkan seringkali. ada banyak yang lebih baik di sekitarku
tapi toh aku selalu berusaha.
selalu berusaha menjadi yang terbaik.

sekarang aku menyesal. kenapa dari dulu, aku tak mau menikmati menjadi aku?

lelah...


entah karena mendung
yang belakangan menjadi penghias pagi
atau memang hanya karena hati
yang mencipta mendung sendiri

merasa terlalu melankolis
atau mungkin cengeng
semua diukur dan ditakar
lewat hati
hingga ia lelah
terlalu sering dikaryakan

ternyata, hati bisa lelah juga
ia pegal pegal jika terlalu keras bekerja
sayangnya tidak ada tukang pijit hati
lengkap dengan aromaterapi

tapi, hati memang bisa lelah juga
ia berkeringat jika terlalu keras bekerja
walau bukan keluar dari pori
tapi dari mata.. lalu menjalar di pipi

pagi ceria





pagi ceria
nadira melangkah riang
tas kecil memeluk punggungnya
tangan mama menggandeng tangan mungilnya
nadira tersenyum
ini hari kedua
nadira kembali sekolah
cium mama di kedua pipi nadira
doa mama, di setiap langkah nadira
cinta mama, selalu untuk nadira

anton...


nama itu..
menggelegak di dada
ingin diteriakkan

aku masih rindu
sabtu minggu tak cukup untukku

titik titik...

teka-teki tak terterka
pertanyaan tak terjawab
misteri tak tersingkap
titik-titik kosong..
tak terisi

sedetik ke depan
pun masih titik-titik
entah akan kuisi apa

...

aku hanya rindu
bergelung di pelukmu

dira kangen...

pagi buta..
belum pukul dua
dira terbangun.
memelukku..
"dira kangen.." katanya
kubuka mata
melihat senyumnya
"mama juga kangen" kataku
"mama jangan bobo.. dira masih kangen" katanya lagi..

kemarin, Jumat 5 Juli
pertama kali aku melewatkan malam tanpa nadira
dan rindu ini.. begitu kuatnya
mama sayang dira

radio...


selalu..
suara yang mengalun darinya
membawaku ke masa-masa itu
delapan tahun silam
setahun selepas aku berseragam putih abu
melalui malam-malam
bersama suaranya
menemani waktu-waktu
saat aku sok sibuk dengan buku-buku
padahal asyik dengan lagu-lagu
melalui kesendirianku

dan sekarang..
aku kembali lari dari sendiriku
menuju suara-suara
yang dilarikan gelombang ke telingaku
mengusir sepiku..
menemaniku.
yang sedang sok sibuk dengan kertas-kertas
padahal asyik dengan lagu lagu
menikmati kesendirianku

sepeda baru...


matanya berbinar, senang...
iapun mulai bertingkah, riang...
"dira mau naik sepeda" katanya
"sepeda kring kring kring" teriaknya

dan iapun melaju dengan sepeda barunya
aku memegang setang disampinya

"hahahaha..." tawa cerianya
"dira belum sampe"
ia mencoba menjejak pedal sekuat tenaga

"mama" serunya
"ada dira di mata mama.. ada mama di mata dira" mataku berkaca
aku tersenyum
selalu sayang
selalu ada dira di hati mama

alien...


serasa menjadi alien..
seperti bukan di planetku sendiri..
hanya karena belum menemukan lagi
zona aman itu
zona nyaman itu

serasa menjadi makhluk asing.
seperti bukan di duniaku sendiri
hanya karena belum bertemu lagi
dengan teman baru
dengan sahabat baru

lantai tujuh....


terdampar, terpaksa berlabuh
lantai tujuh
tempat baru
orang-orang baru
pekerjaan baru
aku yang baru

belum betah.


Di tempat baru ini, belum menemukan alasan untuk kerasan
Aku bahkan harus berpura-pura menjadi orang lain
Tak suka

and then i go


Sebut saja aku cengeng...
Tapi betul, hari ini aku seakan tak ada puasnya menangis
Air mata itu, meleleh begitu saja, membekas di pipi
Asin di mulut
Dan...
Sesak di dada

Tak tahu apa yang membuatku sesedih hari ini
Ruangan tempatku menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun, atau teman-teman yg mengisinya bersamaku?

Tak tahu...
Yang jelas, saat mba ike dengan hadiah kecilnya di tangan kami..
Tidak ada kata-kata
Hanya isak yang kemudian memenuhi ruang

Lalu mba ina, mba vita....

Menambah lagi alasan air mata ini menderas, dan menyesak di dada

Bilang saja aku cengeng

tapi benar..
Di waktu seharusnya aku sudah melaju menuju rumah..
Buktinya aku masih diam di ruangan itu sendiri. Menikmati isakku sendiri, menikmati basah di pipi, dan asin di mulut

Tak tahu apa yang membuatku tak bisa berhenti terisak. Yang pasti, ada yang hilang

Nanti, mungkin hari-hariku tak akan seramai beberapa tahun ini.

Tak ada kalian..
Iya, tak ada aku temui kalian setiap hari
Tapi semua yang pernah kita lalui
Membekas di hati

And then i go..
Leave this room

hanya ruangan ini yang aku tinggalkan
Bukan kalian

mutasi....


Jadi... Setelah 6 taun di kantor ini, sekarang aku kena badai mutasi... Dan, keren dong.. Dalam 24 jam, aku dua kali kena mutasi. Jadi ceritanya, aku baru pulang diklat dari bogor. Hari senen 6 mei aku disambut sk rolling ke seksi pelayanan. Belom juga aku duduk d seksi baru, karena masih penundaan. Malemnya aku dapet sk mutasi pindah kantor.. Wow

masih berat aja waktu itu pindah seksi.. Terlanjur nyaman d tempat lama. Eh tapi, jam setengah satu malem, ddanids wassap d grup.. Katanya ada mutasi, dan aku termasuk yang kena... Akhirnya, pindah kantor juga ke jagir. Lebih deket si dari rumah.. Tapi ga tau nanti, bisa nyaman or gak di kantor baru.

Yang bikin sedih dari mutasi kali ini.. Papito jg kena mutasi, dan lebih jauh dari sebelumnya.. Pindah ke tuban.. Hiks hiks hiks

Jadi deh tu malem aku nangis nangis kebayang makin jauh sama suami. Ga bisa pulang sering sering deh..

Aku...
Siap pindah
Ya..
Sudah siap
Semoga hal hal baik yang menyambutku d tempat baru

ikut-ikutan kata orang?


sedikit tersentil sama omongan temen di grup wassap... kadang kita itu menelan mentah-mentah informasi. tanpa mengkonfirmasi, tanpa menelaah lebih jauh.. ya itu tadi. menelan mentah-mentah.

jadi sekarang, aku mau lebih hati-hati sebelum mengungkapkan apa yang aku tahu dari blog, dari fb -astaga.. acuannya juga kok ya kurang sahih ya-. lebih hati-hati juga sebelum mempercayai segala isinya.

idealnya, setiap abis mendapat info baru. aku harus bikin riset kecil-kecilan untuk kroscek validitas data yang aku terima. yang aku baca tepatnya. tapi.. kadang itu memang tanpa fikir panjang, aku mengamini info-info yang bahkan cuma aku baca sekilas.

sekarang.. mumpung masih ga jauh-jauh dari tanggal 21 April...
aku sedang ingin mengumpulkan informasi tentang Kartini sebanyak-banyaknya. karena ada yang bilang Kartini itu begini.. Kartini itu begitu.. ya, walopun memang ga bisa dapet data yang akurat. tapi paling tidak, saat aku bilang Kartini menurutku seperti ini.. itu benar-benar keluar dari buah pemikiranku.. bukan katanya katanya

-jadi.. mau cari buku apa dulu ini? habis gelap terbitlah terang Armjn Pane, atau Panggil aku Kartini Saja Pramoedya Ananta Toer?-

-intip dompet, cekak.. mungkin nanti.. agendakan dulu sahaja_

_nyengir_

malam ini...


Ia jatuh tertidur
Saat kereta kelinci melaju
Kepalanya di pangkuanku
lengannya memeluk balon biru
Ia jatuh tertidur
Di pangkuanku
Saat kereta kelinci
Masih melaju

dia kira aku tak hawatir?


Sampai larut, tanpa kabar
Dia kira aku bisa tidur nyenyak?
Jauh jarak, tanpa berita
Dia kira aku bisa tenang?
Aku peduli,aku hawatir
dia kira main-main?
Aku banyak tanya,aku penasaran
Dia kira aku usil?
Gelisah aku
Menunggu
Bunyi di ponselku

dan..


semua bermula dari prasangka
juga rasa tidak percaya
hanya karena tidak mau terbuka
semua
bermula dari hal kecil
disimpan rapi
lama-lama menggerogoti
ah..
bukannya setelah terhianati
memang sulit untuk mempercayai?
tapi..
itu bukan pembenaran
toh bukannya sudah ada pemaafan?
lalu ke mana?
hati ini harus kubawa?

pagi ini


Gadis kecilku lelap dalam tidurnya
lelakiku sibuk bermimpi ditingkahi dengkur halusnya
Aku duduk membisu
Di sudut kamar
Menimang buku di pangkuan
Memegang ponsel di genggaman
Menikmati pagiku
ditemani wajah pulas dua cintaku

berapa lama?


berapa lama..
larut dalam sibukku sendiri
hingga lupa menyapa halaman maya ini..

padahal..
dulu semangat menggebu..
berceloteh
hampir setiap hari
di sini.. di halaman maya ini

banyak cerita
terlalu banyak, malah..
tak sanggup merangkumnya dalam satu halaman saja..

bulan ini..
aku disibukkan banyak hal..
hati disibukkan suatu hal
fikiran disibukkan bermacam hal..

belakangan ini..
aku hanya ingin menyepi..

tapi sayang..
bahkan aku tak punya ruang untuk sendiri


it is my birthday...


seperempat abad umurku
ia datang ke kotaku
dengan sebuah kotak merah
dan dilingkarkannya lagi
sebuah cincin di jari manisku
serta sebuah cerita
di sofa kafe
tentang betapa ia tak bisa tanpaku
dan aku yang pasti tak bisa tanpanya
dan berbagi tawa
tentang dira
dan tingkah lucunya
ini ulangtahunku ke 25
dan ulang tahun kebersamaan kami
tujuh tahun lamanya

*aku cinta kamu.. selalu

nafsu makan


masih inget ga?jaman-jaman diriku baru masuk setelah cuti bersalin? itu diriku makan begitu rakusnya kan.. setiap sarapan, nasi harus porsi penuh. padahal dulu cuma setengah.. belum lagi lauknya, harus dua macam.. kalo ada ikan, tambah daging, atau telur.. masih ditambah sayur, dan tempe.. wuiihh.. menu andalan sarapan..

nanti, antara jam sarapan sampe makan siang.. masih harus ngemil. segala jenis gorengan, biskuit, coklat, sampe sesisir pisang.. yak, betul.. sesisir pisang.. abis sendiri..

abis itu.. makan siang.. dua porsi.. hahaha. masih inget wajah tidak percaya mba vi sama mba za waktu diriku abisin makan siang porsi kafe 41 setelah sebelumnya abisin nasi kuning kotakan -entah siapa yang punya hajat waktu itu- tanpa jeda.. *wow

atoo.. pas orang-orang takjub waktu diriku makan 3 porsi, plus ngembat ayam gorengnya mas tohir pas kita diajak makan-makan sama waskon 2 di grencity.. menyisakan tatapan takjub sekaligus heran dari orang-orang..gara-gara itu, sampe muncul lelucon di temen-temen subbag umum "rakus itu temennya nuri"

badan kecil makannya banyak...

tapi.. itu dulu teman...

sekarang. sudah lewat itu jaman keemasan.

belakangan malah sering males makan..ternyata, bukan cuma iman yang bisa naik turun, nafsu makan juga ada pasang surutnya.. ga beda sama air lautan.. hahahaha

belakangan ini, susah banget buat abisin sarapan. padahal itu nasinya cuma setengah porsi.. lauknya juga normal.. cuma satu macem aja.. tapi susahnyaaa buat ngabisin.. mesti nyisa.

sampe akhirnya, dua hari kemaren aku mutusin buat ga sarapan sekalian. biar ga buang-buang makanan. kan mubazir.. udah gitu.. makan siang cuma mie -mie ayam,mie rebus,mie goreng,tami- dan.. malemnya gak makan malem.. ohmaigat.. ke mana perginya itu semangat makan menggebu yang kupunya dulu??

kurus, kurus deh ni badan -emang sebelumnya gendut?-

tapi, Alhamdulillah di pagi yang cerah tadi, aku sanggup ngabisin sarapan... nafsu makanku mungkin akan kembali seperti semula.. ga usah rakus-rakus amat juga si,,, tapi jangan sampe ga makan...


maaacceeeettttt


MasyaAllah.. sampe pening ni kepala ngisep tu asap knalpot ribuan motor plus mobil.. bener-bener pening... udah ga tahan aja sepanjang jalanan pengen buka helm, terus nyuci muka.. beraaat banget ni kepala.

awalnya, emang berangkat lebih siang dari biasanya. makanya diriku ngojek. baru sampe cito. kendaraan padet banget.. dapet wassap dari mba vita, katanya itu macet awet sampe bunderal dolog.. wadduuh.. udah kebayang-bayang telat aja ni. masa Januari udah ngotorin absen pake acara telat?

jalan pelan-pelan kayak siput.. duduk nyamping.. asap nyembur dari mana-mana.. ni paru-paru pasti udah penuh sama karbon monoksida.. oksigen ke otak jadi berkurang pasokannya.. akibatnya peniiiingggg.. pake banget. mana belom sarapan *nah lo?

jadilah ini komplikasi antara pening, pegel, laper jadi satu.. eh, plus dek2an.. takut telat, daaan.. takut nabrak.. *seriusan

pantesan suami ga ngebolehin aku belajar ngendarain sepeda motor.. katanya, capek loh dek bawa sepeda motor itu.. enakan ngangkot aja.. bisa duduk nyaman.. daaan.. memang iya kayaknya.. desek-desekan di jalur padat ini bener-bener menguji kesabaran. bikin pegel badan, dan kesel hati..

eh, tau ga apa penyebab macet tadi pagi? gak taunya ada truk yang ngangkut pakan ternak mogok gara-gara patah as. ohmaigat.. bapak2 supir.. tolong dong yah.. sebelum berangkat itu dicek kendaraannya.. jangan sampe mogok di pinggir jalan.. apalagi di tengah jalan.. pasalnya.. dampaknya itu ga cuma ke diri anda.. tapi juga ke diri kami dan para pengguna jalan lainnya *ceilee.. sok wise gitu deeeh

ini aja ngetik sambil ngos-ngosan gara-gara lari dari gerbang sampe mesin absen.. tapi Alhamdulillah ga telat.. 07.28.. selamaaaattt

busy week...


Hmmm.... Bukan cuma suami aja si yang kaget..kok bisa bisanya namaku nyelip di daftar panitia yang isinya orang kanwil semua... Aku juga heran..kok aku yang disuruh....
kabag umumnya jg bingung gitu.. Nuri siapa si ini?
Kemaren itu..pas nyiapin acara iht plus icv juga diriku ditodong mba vi sama mba kei buat ngemciin acara iht.. Its ok lah.. Cuma sama temen sekantor aja kok...
Nah,yang ajak ngemci di acara kanwil ini  sebenernya malah udah lebih lama aku ditawarinnya..cuman.
Bayanganku waktu itu..pesertanya cuma operator sakpa doang...
Ga taunya..sama tim penagihan juga..sama tim penerimaan juga..hohoho..diriku salah menduga..
Tapi ya mau gmn lagi..orang aku udah bilang iya dari kemaren..masa mu mengkeret di detik-detik terakhir...

Alamat begadang ni...lum siapin bahan rekon..sebagai peserta ini...diriku kan mc merangkap peserta...hohohoho

mati lampuuuuu....

Mati lampu di malam hari itu, ternyata membawa dampak yang tidak sederhana. Coba kita daftar satu persatu apa saja yang terjadi..baik itu positif maupun negatif...

Baiknya....
Dira mengenal benda baru dan elemen baru. Api dan lilin...

Dira bermain dengan bayangan permainan baru untuk dira

Dira belajar untuk tidak takut pada gelap...

Tapi, kabar kurang baiknya...
Dira belum faham konsep listrik..tidak tahu kalo mati lampu itu diiringi matinya semua benda elektronik di rumah...
jadi...
Dira merengek karena ac mati..gerah
Dira nangis gara gara ga bisa nonton upin ipin
Dira sebel gara2 tablet yg abis baterenya ga bisa dicharge
Hmmm... Beruntung si lumia bisa diandalkan.. Bisa nonton upin ipin di yutub deh...

btw... Kenapa kalo mati lampu nyamuk jadi berasa 3 kali lebih banyak ya... Kakiku abis dimakan nyamuk..

gerimis di pagi hari...


gerimis di pagi hari itu..
tak pernah hanya sekedar jutaan bulir yang jatuh
ia tumpah, dalam nada ritmis
mengiris-iris
perih
seperti cuka yang mengalir
di atas sayat

gerimis di pagi hari itu...
tak pernah hanya sekedar jutaan bulir yang jatuh
ia tumpah, dalam nada ritmis
mengalun melodi
syahdu
seperti nina bobo ibu
di atas buaian

gerimis di pagi hari itu...
tak pernah hanya sekedar jutaan bulir yang jatuh
untukku
setidaknya
untukku