dan...


aku menanti dan
duduk di sebelahku
itu berarti
aku tak sendiri

radio lagi...

aku cemas menantikan nadam
tapi sekuat apapapun memaksa, yg kudapat hanya diam
lantas aku melarutkan diri dalam gelombang
menyumpal telinga dari dunia
mengisi kepala dengan suara-suara nyata tapi maya
yang melagukan nada

hujan

hujan datang semaunya
pergi seenaknya
tak mau peduli

kamu ingat?

masih ingat?
kertas yang penuh coretan kita?
tentang kata-kata tak penting
yang hanya kita yang mengerti
terkadang membuat kita tertawa bersama

aku baru ingat,
yang membuatku jatuh hati,
adalah selera humor kita yang senada
kita menertawakan hal yang sama
bahkan yg tak tampak lucu di mata orang

aku juga ingat kata-kata
yang membuatku sempat beku

bad bad bad
i hurt you once, so bad
sad sad sad
this is my fool


belakangan aku baru tahu kalau itu lirik lagu
dan katamu
"emang aku bilang itu kata-kataku?'
dan sebuah bantal melayang ke wajahmu
lalu kita tertawa
menertawakan kebodohanku

aku mengingat-ingat lagi
semua hal yang kita lalui
dan aku tertawa sendiri
tapi tak jarang
mataku berkaca, haru
ingat betapa kamu
cinta aku

sepi


mungkin, seperti aku sekarang ini yang namanya sepi dalam keramaian?
benyak orang di sekitar. tapi tetap merasa sendiri.
entah karena apa.
merasa tidak bisa membaur.
apa yang salah denganku?
bukankah biasanya mudah saja bagiku untuk melebur?

tidak.

bukankah memang sekarang aku sudah belajar lebih banyak dari dulu.
tentang teman yang tidak semudah itu ditemui.
tentang teman yang tidak semudah itu dipercayai.

bukan. bukan salah mereka.
hanya saja.
aku yang terlalu berhati-hati
itu sebabnya
berapa temanku, bisa kuhitung dengan jari.

sayang..

kamu ingat, karena cengengnya aku kita akhirnya dekat. tanpa alasan jelas, sore hari tiba-tiba aku sesenggukan di depan pintu rumah besar yang jadi tempat tinggalmu waktu itu. duduk di ambang pintu, mencabuti keset yang penuh debu.

tak peduli orang yang lalu lalang melemparkan tatapan bingung ke arah kita, aku tepatnya. dengan ingus meleleh, air mata menderas. saat itu akupun bahkan tak tahu kenapa aku begitu ingin menangis.

tapi sungguh, rasanya lega setelah aku puas terisak di sampingmu. yang menjaga jarak setengah lencang kanan. tak berani bersentuhan. tapi tetap dekat untuk memberi kata-kata hiburan. yang cukup berhasil walaupun kamu di tengah kebingungan. bingung tiba-tiba disergap teman sekelasmu yang mengetuk pintu hanya untuk menangis.

dan setelah itu.. tak pernah putus seharipun sms darimu. telpon terkadang. dan temu. selalu kita sempatkan waktu untuk itu.

sejak hari itu sampai sekarang. tak pernah seharipun aku lewati tanpa kabar darimu. iya, betul.

walau kadang saat aku marah. aku tak mengirimi satupun sms. tapi kamu tetap dengan setia bertanya "lg apa yang?" sms favoritmu sampai kini.

sayangnya, hanya satu semester itu saja kita ada di satu kota. untuk kemudian kita dipisahkan jarak.

begitu pula hati kita. terkadang begitu dekat, terkadang ada jarak.

dan saat aku lelah dengan jarak. selalu kamu. ya, selalu kamu yang menguatkan. selalu kamu yang meyakinkan. jarak tidak bisa memisahkan hati. dan selalu. kamu benar.

hingga akhirnya aku dan kamu, duduk di pelaminan itu. dan ijab kabul yg kau ucap membuatku tak sanggup menahan degup.

sayang, berapa tahun kita bersama?
aku makin cinta
terimakasih untuk semua

*tak sengaja nemu lirik after the rain di blog orang
*dan aku ingat kamu.
*aku bahkan hampir menangis lagi
*aku cengeng ya yang?
*kamu selalu bilang, dira cengeng kayak mama
*ya, memang betul..

aku alpa..

mengapa hari terasa berlalu begitu saja.
serasa hidup hanya sebatas melewati pagi yang tergelincir
digantikan siang sementara, lalu dijemput senja
untuk kemudian malam menjelang
lalu pagi lagi yang tergelincir
kemudian digantikan siang sementara, untuk dijemput senja
lalu malam menjelang
berputar-putar pasti
sepasti janji Tuhan akan mentari
sampai waktu terompet Tuhan itu ditiup malaikatNya yang patuh
sementara debu saja tak alpa berdzikir
dalam setiap waktu yang berlalu
tetapi aku
malah tak henti mengeluh
sambil sesekali menyalahkan waktu
bukannya basahi bibir dengan dzikir
dan sibukkan kalbu dengan syukur
aku
lupa
untuk apa aku dicipta
sedang pagi jatahku
sudah berkurang satu hari ini

hari puisi pertama...


selamat hari puisi
bagi para pencinta puisi...

26 juli 2013
hari puisi nasional pertama lo
tanggal ini diambil dari tanggal lahirnya Chairil Anwar
dan baru dideklarasikan 22 November 2012

selamat hari puisi

deg..


baru sadar
seharian ini
kerjaku
hanya lamunin kamu

ah kamu...

seharian ini aku rindu
kemarin juga
begitu juga kemarinnya

hujan

kamu kan, yang suka bau hujan pertama
padahal aku bilang itu bau debu
membuat bersin saja

kamu kan, yang menunggu di ujung gang saat hujan deras
padahal aku kira kamu sudah beranjak
dan esokannya kamu bersin bersin karenanya

kamu kan, yang datang terlambat waktu hujan masuk rumah kita
padahal aku panik karena air meluber ke mana-mana
dan esokannya aku bersin-bersin juga

kamu kan,
ya kamu
yg selalu bersin saat dingin datang

Adelaide Sky

gak sengaja denger lagu adelaide sky di radio. awalnya, aku lupa ini lagu apa. tapi, semakin disimak aku merasa seolah-olah terseret ke dalam lagu itu. bukankah memang ada jenis lagu yang jika kita dengar melodinya lalu tiba-tiba kita terlempar pada suatu memori. Adelaide sky masuk lagu jenis ini.

dan, aku tiba-tiba kangen kamu yang..
berdua, sibuk sendiri
kamar kontrakan panas, pengap
(belakangan aku menyesali kenapa dulu kita ga beli AC saja. mungkin lain cerita. bisa-bisa kita berpelukan setiap saat)
kamu dengan laptopmu
aku dengan kartun sailormoon

ingatan tentang waktu itu berparade satu-satu. menari-nari. membuatku ingin kembali. ya, lagu itu menjadi latarnya, yang membuatku tiba-tiba merindu semua hal itu. karena suatu malam, kamu pernah datang dan memamerkan lagu-lagu adhitya sofyan padaku.

I'll be looking at my window
seeing Adelaide sky
Would you be kind enough to remember

I'll be hearing my own foot steps
under Adelaide sky
Would you be kind enough to remember me

celoteh dira...

dira lagi iseng merem-merem sambil senderan di bantal. tapi ga tidur.. trus aku deketin mukanya. sampe jarak mukaku sama dia, cuma tinggal beberapa centi aja. pas dia buka mata, dia kaget. terus ketawa. eh, dia bilang "mama godain dira ya.."

waktu itu aku mules, sakit perut
mama : perut mama sakit ni
dira : kasih minyak telon dong
mama : yaudah, dira yang gosokin ke badan mama ya
dira : iya iya iya (sambil semangat ngambil minyak telon di atas bufet. terus digosokin ke perutku)
ga lama, aku ngajakin dira mewarnai.
mama : dira, sini dong, ikutan mewarnai sama mama
dira : enggak ah, tangan dira pegel abis gosokin perut mama
aku ga kuat pengen ketawa.. pinter amat ngelesnya

papa cerita, dia masuk angin gara-gara motoran tapi jaketnya ga diresleting. soalnya rusak. eh, pas mau berangkat kerja dira nasehatin papanya
"pa, bawa jaket ya. biar ga masuk angin. terus jaketnya diresletingin" papanya senyum-senyum. terus gemas pengen nyiumin

pulang kerja, ngajakin dira ngobrol
mama : sayang, tadi di sekolah belajar apa
dira : belajar ngaji, teruus belajar doa
mama : coba dong ngaji sama doa, mama mau denger
dira : kan dira belom hapal. terus ngeloyor pergi

aku sama dira lagi bikin nametag dari karton. bentuknya apel, warnanya hijau. terus aku kasih nama dari kertas warna warni. dira asyik bantuin. guntingin kertas, ngelemin kertas, sibuk sendiri. pas lagi ngerjain, papanya telpon
mama : -hp diloudspeaker, terus disodorin ke dira- ni sayang, papa telpon
dira : dira lagi sibuk. sama mama aja

saat sepi...


kubiarkan saja jemari ini sedikit berolah-raga
lari tunggang langgang di atas papan
melemparkan semua isi kepala yang mulai sulit ditata
untuk apa?
supaya ikut lapang ruang di dada
mengapa?
karena mulut suma bisa bungkam
padahal biasanya darinya ribuan kata melompat tak karuan
pada siapa?
padamu, pada mereka, pada dia
lantas?
sekarang tak ada
tak ada?
tak tahukah? waktu mencuri mereka pergi
mengapa?
tah tahulah

malam...

mulai benci malam
kecuali malam
saat tanganku mencari tanganmu
saat lenganmu memeluk erat
saat pandangan kita tertuju ke arah yang sama
saat senyum kita terkembang bersamaan
saat hayal kita sejalan
saat kita menertawakan hal sama

saat-saat
yang ingin saja kukunci
hingga kita terjebak di dalamnya
dan kita selalu bersama

mauku..


aku ingin begini
aku ingin begitu
ingin ini ingin itu
banyak sekali

banyak sekali mauku persis seperti nobita

sekali waktu, ingin menjadi peri. iya. lengkap dengan tongkat ajaib. bisa menyihir. kalau ingin sesuatu, tinggal goyangkan saja tongkatku dan *cring.. yang aku mau muncul di hadapan.

aku pernah mau jadi penyiar radio. kadang dengan narsisnya aku merasa mampu. karena suaraku merdu. iya gitu? kataku si gitu. kata kupingku. entah kalo kata kamu.

ilmuwan pastinya. yap, ini dia yang aku dulu cita-citakan. membayangkan hari-hariku dikelilingi buret, tabung percobaan, laboratorium, pipet, dan semua hal yang mencerminkan ilmuwan. -belakangan aku tau, ilmuwan ga melulu berkutat di laboratorium-

jadi guru.. kayak mamah, kayak bapak. pernah si jadi guru, guru ngaji dulu. guru TPA, dulu. guru bimbel STAN, dulu. guru.. seharusnya sekarang aku ajdi guru untuk anakku bukan? jadi, ini seharusnya sudah tercapai, kan?

penjelajah juga seru... berpetualang di hutan, di gunung-guning tinggi, ke kota-kota asing, ke negara-negara baru. ke mana saja keliling dunia. ke luar angkasa bahkan. yang pasti aku ingin jadi penjelajah. sayangnya, pencapaianku hanya sampai jadi penonton dora the explorer. kalah aku sama anak kecil bantet berponi itu.

penulis dong. baru bisa nulis blog. itu juga prestasi. biasanya cuma nulis pake jari. nulis isi hati di mana saja. sayangnya, menulis pake jari itu ga berbekas. ga berjejak. ga bisa dibaca lagi. ga bisa diedit. ga bisa dibagi.

dokter. seperti cita-cita kebanyakan anak indonesia. tapi ternyata kuliah kedokteran mahal. kata bapak, daripada ga kebayar. mending ga usah jadi dokter

jadi mahasiswa. sempet sebulan kuliah di PTN. eh, cuma terdaftar aja. ga sempet kuliah. bororaah kuliah, ospek aja mangkir.

penyanyi?? oaalaah.. sempet lo kefikiran. tapi nyadar diri ini suara cuma level kamar mandi.

jadi putri. terus berdiri di balkon. terus dateng pangeran berkuda putih. terus jatuh hati. terus life happily ever after.

sayangnya, aku ga bisa bernyanyi seperti nobita

semua semua semua dapat dikabulkan
dapat dikabulkan dengan kantong ajaib

tapi. dari semua inginku dulu. tak pernah sekalipun aku ingin menjadi aku.

dengan segala pencapaianku yang segini-segini saja. selalu saja aku tidak puas menjadi diriku. kadang aku menyesali yang dulu-dulu. kalo seandainya dulu begini, pasti sekarang begitu.

tapi, aku masih punya masa depan bukan? walau seperti kataku, masih titik titik. tapi toh aku masih punya tangan untuk menulisi titik-titik itu. yang penting ada keinginan untuk mengisinya, dan mewujudkannya.

apa mauku sekarang?
kali ini aku mau jadi aku.
seorang ibu. harus jadi ibu yang baik.
seorang istri. harus jadi istri yang baik.
seorang anak. harus jadi anak yang baik.
seorang menantu. harus jadi menantu yang baik.
seorang pegawai. harus jadi pegawai yang baik.

bukankah dari dulu, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik??
iya, selalu.
walau kadang, bahkan seringkali. ada banyak yang lebih baik di sekitarku
tapi toh aku selalu berusaha.
selalu berusaha menjadi yang terbaik.

sekarang aku menyesal. kenapa dari dulu, aku tak mau menikmati menjadi aku?

lelah...


entah karena mendung
yang belakangan menjadi penghias pagi
atau memang hanya karena hati
yang mencipta mendung sendiri

merasa terlalu melankolis
atau mungkin cengeng
semua diukur dan ditakar
lewat hati
hingga ia lelah
terlalu sering dikaryakan

ternyata, hati bisa lelah juga
ia pegal pegal jika terlalu keras bekerja
sayangnya tidak ada tukang pijit hati
lengkap dengan aromaterapi

tapi, hati memang bisa lelah juga
ia berkeringat jika terlalu keras bekerja
walau bukan keluar dari pori
tapi dari mata.. lalu menjalar di pipi

pagi ceria





pagi ceria
nadira melangkah riang
tas kecil memeluk punggungnya
tangan mama menggandeng tangan mungilnya
nadira tersenyum
ini hari kedua
nadira kembali sekolah
cium mama di kedua pipi nadira
doa mama, di setiap langkah nadira
cinta mama, selalu untuk nadira

anton...


nama itu..
menggelegak di dada
ingin diteriakkan

aku masih rindu
sabtu minggu tak cukup untukku

titik titik...

teka-teki tak terterka
pertanyaan tak terjawab
misteri tak tersingkap
titik-titik kosong..
tak terisi

sedetik ke depan
pun masih titik-titik
entah akan kuisi apa

...

aku hanya rindu
bergelung di pelukmu

dira kangen...

pagi buta..
belum pukul dua
dira terbangun.
memelukku..
"dira kangen.." katanya
kubuka mata
melihat senyumnya
"mama juga kangen" kataku
"mama jangan bobo.. dira masih kangen" katanya lagi..

kemarin, Jumat 5 Juli
pertama kali aku melewatkan malam tanpa nadira
dan rindu ini.. begitu kuatnya
mama sayang dira