stasiun wonokromo


Aku habiskan waktu menjelang senja
Dengan duduk menanti
keretaku terlambat lagi
Sudah biasa..

Langit semakin temaram
Belum ada tanda tanda keretaku akan tiba
Pengamen bernyanyi
Ditingkahi tari anak-anak kecil
Menggemaskan

Di bangku usang
Aku mengingat kenangan lama
Senja yang purba menjadi latar
Sementara lagu lawas menambah biru hati yang pilu

Berlari...


Kemarin, aku hanya ingin berlari
Lari dari semua hal yang menyesakkan
Pagi itu, di Stasiun Gedangan
Semua hal menyakitkan rasanya menyerbu berbarengan

Aku menahan diri dalam gerbong yang berlari
Kepalaku berdentam dentam nyeri
Dadaku bertalu tak tau henti
Semua hal yang membuat gundah datang bersamaan

Aku tak menunggu lagi untuk berlari
Saat kaki sampai di stasiun berikutnya
Belum lagi kereta berhenti sempurna
Aku sudah berlari sekuat tenaga

Aku hanya ingin berlari
Berharap dengan semua langkah yang kupacu
Semua beban berguguran satu persatu
Tapi semua kalut ternyata melekat padu

Aku terus saja berlari
Tapi resah itu menempel di hati, di kepala
Mengalir dalam deras darah,
Dipompa jantung yang berdebar tak karuan

Aku terus saja berlari
Saat waktu bergulir melewati siang, sore
Dalam kepalaku aku terus berlari
Tak mau henti

Aku tak bisa tahan untuk tidak berlari
Saat senja menjemput
Aku usik jalanan becek dengan langkahku
Dan aku terus berlari

talk to me!!


Aku hanya ingin diajak bicara
Sudah lelah
Dengan pinta ini itu
hanya lewat sms

Aku hanya ingin diajak bicara
Tak mau lagi
Dengar penjelasan
hanya lewat chat

Aku hanya ingin diajak bicara
Bosan rasanya
Diskusi penting
hanya lewat layar sempit

Aku hanya ingin diajak bicara
Agar kamu bisa lihat
saat aku tak suka
dan agar aku bisa lihat
sejauh apa kesungguhan
yang ditunjukan matamu

Aku hanya ingin diajak bicara
Apa susahnya?

Cita-cita Nadira


"Dira pengen kayak mama" katanya suatu hari
"Dira mau jadi dokter yang baik" Dulu, aku juga pernah punya cita-cita serupa.
"Dira mau kerja di kantor pajak" Ah, itu karena kamu pernah mampir ke kantor mama
"Dira mau jadi embe" Ini gara-gara kebanyakan nonton shaun the sheep
"Kalau Dira udah besar.. Dira mau nembakin raksasa.. Biar raksasanya mati" super hero.. Ya ya ya. Ga tau kenapa gagasan ini muncul di kepalanya. Mungkin karena film kartun yang kami tonton
"Dira mau masuk tivi" Mama juga nak.. Hahahaha

terkadang

Terkadang, aku ingin terus bergelung di balik selimut
Berharap semua masalah yang datang, hanya seperti angin dingin di tengah hujan
Ia tidak bisa menembus pertahanan di balik kain tebal yang penuh kehangatan

Tapi sayang, selama apapun aku berlindung di balik selimut
saat aku keluar dan menghadapi udara yang sudah menghangat
masalahku masih setia menunggu

Terkadang, aku berfikir tentang mesin waktu
Berharap aku memiliki satu saja kesempatan untuk kembali ke masa lalu
Memperbaiki apa yang harus aku perbaiki
Akan tetapi, waktu tetap saja waktu
Ia hanya bisa bergerak maju
Dan aku, harus menanggung penyesalan dari masa lalu

Pagi ini..

Jam setengah enem kurang, aku udah duduk manis di bangku stasiun. Soalnya Dira ga sabar banget pengen anterin mamanya kerja. Jam lima kurang 15 menit, waktu Dira asyik mewarnai aku bilang sama dia "mama mandi dulu ya!" Sira ngangguk2 aja. Tapi aku yang emang masih ngantuk malah ketiduran lagi.
Gimana ga ngantuk, jqm sebelas malem tadi aku masih lom bisa tidur. Dira udah dua malem ini tidur di kamar eyangnya. Aku ga biasa tidur ga ditemenin Dira. Jadi semalaman itu aku cuma guling-guling di kasur, twitteran, baca2 blog, wassap suami, sampe akhirnya ketiduran sendiri.
Eeh.. Jam setengah tiga Dira dianterin eyangnya ke kamarku. Samvil mewek-mewek gitu ga tau pengennya apa. Ditawarin minum, ga mau, diajak pipis, nggeleng, disuruh bobo lqgi nangis. Akhirnya aku peluk aja sambil dudukin Dira di pangkuanku. Lama-lama merem lagi karena aku ayun-ayunkan. Merasa aman, aku taro dira di bantal. Eeh.. Dia nangis lagi "Dira maunya samvil digendong mama.." Jadilah aku duduk tegak sambil gendong Dira yang agak rewel. Berharap Dira bisa bobo pules lagi.
Ga bertahan lama, Sira ngerengej-rengek lagi. Mewek-mewek sambil megangin miss v nya. "Dira mau pipis?" tanyaku. Dira ngangguk-ngangguk. Aku gendong ke kamar mandi, dudukin di toilet, cebokin, terus ajak lagi ke kamar. Abis dari kamar mandi itu matanya tiba-tiba langsung terang. "Maa.. Bacain ini dong.." sambil ambil fortopolio kegiatan sekolah dia semester I kemaren. "Maa.. Ini boleh diwarnain ga?" tanyanya lagi. Aku yg masih ngantuk cuma tiduran di sampingnya. Pengennya si tidur lagi. Tapi baru aja ketiduran, Dira manggil-manggil
"Ma, katanya mau mandi. Mamaa.. Katanya mau mandi" oia.. Tadi kan aku bilangnya mau mandi. Yaudah, aku mandi aja deh. Biar ga kesiangan ngantor. Jam 5 selese mandi Dira udah di dwpan pintu.
"Masih gelap ma" katanya. Aku mengiyakan sambil terus masuk kamar. Mo ganti baju.
Tapi.. Jam 5.15 dira udah masuk kamar dan maksa aku supaya buruan pake jilbab.
"Ayo ma, Dira kan mau anter mama kerja. Ayo berangkat sekarang" haduuh.. Masih pagi.
"Dira mandi aja dulu ya" aku udah rapi, tapi masih males berangkat.
"Emangnya hari ini sekolah?" tanyanya dengan muka polos
"Emangnya kalo ga sekolah, ga mandi?" aku balik tanya.
"Mandi si.." hihihi.. Mukanyaa.. Ngegemesin banget.
Oia, tadi pas aku shalat. Di tahiyat akhir kan kepalaku jadi agak miring kan karena posisi duduknya. Eeh, dira dengan isengnya benerin posisi kepalaku supaya tegak. Sambil cengar cengir pula. Abis itu dia miringin lagi ke kiri.. Ya Ampuun.. Ni anak tambah iseng deh. Belom lagi pas aku sujud dia naik naik ke punggungku. Langsung aja deh, selese shalat aku gelitikin badannya.. Hehehe..
Udah di bangku stasiun jam segini. Anginnya kenceng aekali, nusuk sampe ke tulang. Dira lagi apa yq? Setelah tadi sukses nyeret aku berangkat pagi-pagi sekali. Kali ini dia lagi isengin siapa yaa?