Gratitude Challenge


Pernah denger gratitude challenge?
Diriku beberapa hari ini liat status temen di facebook yang tiap hari posting 3 hal yang dia syukuri dalam 1 hari, dan di atasnya dia kasih judul “Gratitude Challenge #day..”

Dari baca statusnya aja, aku ter #plaaak.. Disadarkan. Ternyata, banyak sekali hal-hal yang wajib kita syukuri. Walau sepintas, sepertinya hanya hal-hal remeh. Tapi, seharusnya, kita tidak mengecilkan Nikmat Allah, bukan?

Karena ketergugahan yang dicampur penasaran, googlinglah aku tentang apa sih gratitude challenge itu? Kebanyakan link yang muncul, ya datengnya dari luar. Sedikit sekali yang berbahasa Indonesia.

Dan sampailah aku ke website http://www.gratitudechallenge.com/. Ini tampilan websitenya.



Tapi, berhubung bahasa Inggrisku pas-pasan. Aku gak lanjutin baca-baca blognya. Cuma, sependek kemampuan berbahasaku, diriku menyimpulan Gratitude challenge itu, tantangan untuk menuliskan hal-hal yang patut kita syukuri, lalu membagikannya kepada orang-orang supaya bisa menggugah orang-orang untuk selalu bersyukur, bahkan untuk hal kecil sekalipun.
Di website ini si, tantangannya untuk 21 hari. Soalnya, kalo ga salah aku pernah baca. Sebuah kegiatan yang kita lakukan selama 21 hari berturut-turut, meskipun pada awalnya dilakukan dengan terpaksa. Lama-lama akan menjadi sebuah kebiasaan. Ya, tantangan ini hanya sebagai awal untuk membiasakan diri kita untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Setelah masa ujinya lewat, tanpa sadar kita sudah menjadi pribadi yang penuh syukur.
Kemudian, diriku mendiskusikan hal ini dengan teman. Dia bilang “... baguss itu.. belajar mensyukuri apa yg ada... melatih mental keberlimpahan... dan menghilangkan mental kekurangan (scarcity mentality)..”

yess.. begitulah..
daripada mengeluuh, fokus ke hal yang belum kesampean, yg mengecewakan..
mending fokus ke hal2 baik yang kita punya.. mensyukuri

kemudian backsound mengalun di kepalaku. D'masiv nyanyi penuh penghayatan
syukuri apa yang ada... hidup adalah anugrah..

Tapi kemudian temenku melanjutkan “Sebenernya harusnya bukan begitu.. bukan dari hal-hal mengeluh.. dst.. aslinya dengan mensyukuri apa yg kita punya berarti kita sedang membesarkan wadah untuk menampung berkah lebih besar untuk masuk ke dalam kehidupan kita.. kita melatih diri dari hal-hal kecil yang dipercayakan-Nya pada kita.. nanti pasti akan datang hal-hal besar yg dipercayakan ke kita..
kalo aku memandangnya kira2 githu.. ;)
Tuhan itu adil, makanya wadah kecil dikasih kecil.. wadah besar akan dikasih besar..”

manggut2..ga bayangin yang ngomong kayak gini, tontonannya Masha & The Bear juga. Padahal aku ga kefikiran sampe ke situ.. hehehe

Nanggepin komenku tentang Masha barusan dia bilang “Anak-anak lah yg empunya kerajaan surga.. maksudnya, hati yg polos dan bersih seperti anak2... liat film marsha bisa belajar ttg hal itu.. mengingatkan lagi dan lagi.. hidup ya mestinya kayak anak2.. ;)
maklum kalo belum paham.. masih kecil soalnya... hehehe..
emang menurutmu tadinya seperti apa? ya hanya sekedar utk mengalihkan yg tadi? "daripada" itu ya?”

iya, gitu kurang lebih yang ada di kepala aku. diriku suka lupa.. kalo sebagai muslim, kita juga diajarin semakin kita bersyukur, semakin akan ditambah nikmat kita. Ada di Surat Ibrahim ayat 7 “ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Dialogpun berlanjut, temenku mengiyakan “sebenernya vibrasi dalam diri kita yg penting saat syukur itu..co, aku dulu inget temenku suka beli sepatu, pakaian, terus aku tanya koq bela beli melulu? dia bilang ini rejekinya mereka mas, ya rejekinya penjaga toko, yg bikin barang2 itu, etc..
aku dulu ga kepikiran sampe situ.. skrrg aku melatih kalo beli bensin aku bersyukur bisa memberi rejeki untuk pegawainya, bosnya.. beli makanan, bersyukur bisa ngasih rejeki buat mereka.. etc..
terutama saat mengeluarkan uang.. karena ada bagian diri yg ga rela.. padahal itu lah saatnya berbagi..
gmana dapet pencerahan hari ini? Hahaha”

Yaaa.. lumayan tercerahkan. Ngobrol sama bapak yang satu ini, materinya selalu berat. bener-bener bergizi, nutrisi buat fikiran, terkadang buat hati. Dan, saat aku sampai pada curhat tentang beberapa bagian hidupku yang kacau, dengan kegagalan di sana dan di sini, dirikupun dapet petuah.
“biasanya kekuatan kehendaknya masih kurang aja.. kalo kuat, apa aja bisa kamu lakuin.. prinsipnya kalo orang lain bisa kenapa kamu tidak?
emang ga mudah, karena banyak tantangan di sekitar kita.. terutama yg level pemahamannya masih kurang.. para penilai.. para pelemah..
poinnya, kita yg nentuin nasib kita sendiri.. tergantung kekuatan kehendak kitanya aja koq.. “

Hmmm... topik diskusi yang lumayan juga ternyata. Di akhir sesi, diriku sampe menghela nafas panjang. Berasa capek. Dan, butuh 2 coki-coki untuk sedikit menghilangkan mumet yang jadi efek samping perbincangan ini. Hohoho

So, mari kita mulai tantangannya hari ini.

ke pengadilan #lagi


Kemaren, ikut sama para petugas banding ke pengadilan pajak. Abisnya bosen, dari hari ke hari cuma berkutat sama map kuning di pojokan ruangan. Tertimbun berkas sendirian.
Makanya, pas pak Hasyim -kasiku yang seneng banget bagi aku makanan- bilang kalo hari ini jadwalnya sedikit. Diriku langsung aja bilang "Aku ikutt..".
Eh, diajakinnya dari kemarennya lagi deng. Tapi berhubung pak kabid ga ngasih restu, ya diriku manut tunggu kesempatan lain. Dan, ternyata kesempatan itu datang hari Kamis kemaren.. Yippiiieeee...
Kenapa diriku ngebet banget pengen ke pengadilan? Sebenernya si gegara kecanduan novelnya John Grisham kayaknya. Ngebayanginnya di pengadilan bakal adu argumen antara Wajib Pajak ama petugas banding. Sebenernya, pengennya si ke pengadilan umum.. Tapii.. Harus nyari kasus yang bagus. Mana seru nonton sidang perceraian orang.. Hoho
Eh eh eh... Petugas banding kan dulu dibikinin setelan jas gitu ya buat sidang. Tapi kemaren aku lihat yang pake cuma satu orang. Terus diriku iseng nanya sama mas-mas PK Banding. "Kenapa ga pake setelan yang dari kantor?"
Mas Syaiful bilang. Entar dikiranya kita ga ganti baju. Orang lawan sidangnya itu lagi itu lagi..
Ehehehe.. Bener juga ya.. Mestinya ada banyak setelannya.. Buat hari Senen, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat.. Biar ga bosen liatnya.
Etapi, seriusan.. Kalo udah pada pake setelan.. Keren-keren tu petugas banding.. Hohoho
Daaan..Duduk manislah diriku di kursi penonton. Sambil sok-sokan bawa catata. Ternyata, jalannya sidang ga seseru yang diriku bayangkan. WP ato kuasa hukumnya duduk anteng. Petugas banding juga ga kalah manisnya.. Ga ada cerita mereka mondar mandir di ruang sidang, sambil nunjuk-nunjuk lawannya yang ketauan salah.. Hahaha.. Imajinasiku terlampau liar rupanya.
Alhasil, mengikuti 4 Sidang ajah diriku udah terkantuk-kantuk. Cocok ni sidang jadi lullaby..
Terus, diriku mikir. Ngapain petugas aidang malu kalo setelannya itu-itu aja. Lha wong hakimnya aja jubahnya ga ganti-ganti.
Daaan.. Diriku penasaran aja, dibalik toga hakim. Mereka pake baju apa ya? Kan kalopun dia pake kaos oblong, gak keliatan..
Yak.. Walopun sidangnya tidak seseru yang ada di fikiranku. Tapi lumayan lah buat refreshing. Paling tidak diriku kembali disadarkan. Kalo dunia ga sesempit kubikel sekre PKB.
Pulang dari sidang, ditraktir makan siang. Terus numpang bobo sepanjang perjalanan balik ke kantor. Walopun pas bangun, harus mengahadapi kenyataan. Berkas di mejaku tambah menumpuk.. Semakin tenggelam saja aku
Abis gitu, ada yang wassap "aku duluan yaa.." plus emoji melet. Iseng banget ngeledekin.. Huhuhu
Ffuuhh.. Di belahan dunia lain ada yang pulang jam setengah dua siang. Ga pake potong TKPKN. Sementara diriku berjibaku sama berkas..
Iri? Nggak lah.. Nggak salah lagi maksudnya.. Hahahaha
Bravo tim PK Banding.. Two thumbs up

Salju


Akhirnya kesadaran itu kembali padaku. Perlahan, pemahaman itu sampai ke pemikiranku. Sekeras apapun aku menangis, tak akan mengubah apapun. Jadi, tak ada gunanya lagi aku meratap di tempat ini. Aku masih harus melanjutkan hidupku.


Satu jam yang lalu, sahabat-sahabatku beranjak pulang. Tak ada keluarga yang datang. Membuatku betul-betul sendiri. Aku tidak perlu kata-kata penghiburan. Hanya waktu, serta kesempatan untuk merenung. Itu saja yang aku butuhkan.

Lukisan di dinding kamar, foto-foto di atas bufet, di meja rias, menggantung di figura, juga di dompet. Menyeretku lagi pada kekalutan yang terjadi beberapa jam yang lalu. Kekalutan yang menjebloskanku pada kesunyian ini.

"Adik kuat bang" Ia menggenggam tanganku erat. Aku hanya tersenyum menyemangati. Mengusap bulir-bulir keringat di kening, di pipi, di dahi, di leher.. ah, begitu banyak ia berkeringat.

"EEERRRrrgggghhh" Erangan panjang ke sekian dari mulutnya. Tapi kali ini lebih lemah. Aku mengecup keningnya.

Lalu tiba-tiba keributan di ruang bersalin itu membingungkanku. Suster berteriak-teriak tentang tekanan darah, placenta, darah, dan istilah-istilah yang asing di telinga. Lalu mereka sibuk berlalu lalang. Menyerukan ini itu. Dokter memberi instruksi. Sementara genggamannya semakin lemah. Hingga ia terkulai di bahuku. Lemas.

Kepanikan itu berlanjut sampai ke ruang operasi. Tempat yang tak bisa aku masuki. Hanya tandatanganku di selembar kertas yang menemani istriku. Aku tak mendapat izin.

Sahabat-sahabat berdatangan. Menguatkan. Tapi di negeri yang jauh dari rumah, aku tak bisa mengharap pelukan keluarga terdekat. Hanya suara-suara mereka bergantian memberi semangat.

Tapi, sekeras apapun kami berdoa. Tetap tak bisa memanggil tangis bayi dari ruangan bercat putih itu. Dua jam, dokter keluar dengan muka kuyu. Begitupun aku. Tapi kabar yang dibawanya membuatku mati rasa.

Tak ada yang bisa diselamatkan. Istriku, dan bayi kami. Beruntung aku masih bisa berdiri tegak. Hingga berjam-jam kemudian. Tanpa tangis. Sibuk mengurus ini itu. Dan menggendong bayiku untuk pertama dan terakhir. Mengantarkannya hingga ke liang lahat.

"Abang kuat, dik" Aku menggenggam album foto terakhir kami. Aku yang mengelus perut besarnya.

Ah, musim dingin ini akan membuatku lebih gigil dari tahun-tahun sebelumnya. Semoga salju tak membuat istri dan anakku membeku.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku



Mimpi...


Mimpi, adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

Nidji-Laskar Pelangi

Review Novel "Bumi" - Tere Liye





Penulis : Tere Liye

Desain Sampul :eMTe

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan :1, Januari 2014

ISBN : 978-602-03-0112-9
Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan eperti kalian, adik-adik kalian,tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si putih dan si hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.

Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.

Namaku Raib. Dan aku bias menghilang.

***

FFFiiiiuuhhh… baca novel Bumi ini aku serasa ikut bersama Raib dan kawan-kawan ke Dunia Klan Bulan. Biasanya, emosiku yang teraduk-aduk kalo baca novelnya Tere Liye. Kali ini, adrenalinku yang terpacu.

Berasa diingetin sama novelnya Michael Scott, The Secret Of The Immortal Nicholas Flamel. Ada sedikit kemiripan cerita dengan novel fantasinya Tere Liye ini. Tokohnya sama-sama remaja berkekuatan ajaib. Berkelana ke dunia lain (bukan dunia hantu ya…). Dan upaya menguasai dunia.

Raib, tokoh utama dalam novel ini, bisa menghilang. Awalnya dia menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja seperti remaja kebanyakan, dan kekuatannya itu hanya menjadi rahasianya sendiri.
Sampai suatu hari, serenteten kejadian membuatnya menyadari kalau kemampuannya untuk menghilang bukanlah satu-satunya keajaiban dalam dirinya. Dan siapa sangka, teman terbaiknya di sekolah,Seli juga mempunyai kekuatan tak kalah hebatnya. Kemudian Raib, Seli, dan satu lagi teman sekolahnya Ali tersesat ke Dunia Klan bulan, lewat buku PRnya Raib.

Di sini, mereka bertiga mendapat penjelasan tentang asal kekuatan Raib dan Seli. Serta dihadapkan pada kenyataan bahwa Raib dan Seli bukanlah  manusia Bumi. Melainkan Klan Bulan dan Matahari. Mereka juga dihadapkan dengan pertarungan melawan Pasukan Bayangan, dan melakukan misi penyelamatan miss. Selena, guru matematika mereka yang juga ternyata Klan Bulan.
Seperti biasa, pilihan bahasa TereLiye selalu mudah dipahami. Enak dibaca, mengalir begitu saja. Banyak cerita di dalamnya yang bikin aku senyum-senyum, terharu, ditambah deg-degan dan tegang. Sampe-sampe tanpa sadar aku tahan nafas saking terbawa suasana.

Ini novel fantasi pertama dari penulis Indonesia yang aku baca. Dan kereeeen banget. Penokohannya simple banget. Kalo biasanya kita bingung sama kebanyakan orang yang hilir mudik di ceritanya, Novel Bumi nggak. Sama seperti novel-novel Tere Liye lainnya. Cerita ini diisi oleh tokoh-tokoh yang memang menguatkan cerita. Ga banyak figuran. Kalo disuruh sebutin satu-satu, aku juga masih bisa inget siapa-siapanya aja.
Ada Raib, Seli, Ali. Mama dan Papa Raib. Miss Selena/miss keriting. Mr. Theo. Abang tukang bakso dan abang tukang siomay (yang ini figuran.. heheeh). Itu yang ada di bumi. Terus, di Dunia Klan Bulan, bakal ketemu sama Ilo,Vey, Ou dan Av. Ada Tog juga si panglima Timur pasukan bayangan. Di akhir cerita, kita ketemu sama Stad si panglima barat. Tapi ada juga tokoh yang ngikutin Ra dari bumi sampe ke dunia bayangan. Namanya Tamus.

Yang aku sukai juga dari novel ini, Tere Liye menunjukkan perilaku ideal remaja. Di sini, secara halus disampaikan kalo remaja tu ya nurut dan hormat samaorangtua. Tugas utamanya ya belajar, menjalin persahabatan yang baik. Bandingkan sama novel-novel bergenre remaja lainnya yang isinya udah cinta-cintaan dan perbullyan.
Sekali lagi, secara keseluruhan novel ini keren. Walaupun… walaupun apa ya? –sampe mikir agak lama nunggu ketemu ide kekurangan novel- kayaknya tanpa walaupun, tanpa tapi. Yess.. novel ini recommended sekali.

Ada quote yang aku suka “Sumber kekuatan terbaik bagi manusia adalah yang sering kalian sebut dengan tekad, kehendak” Kata-katanya Tamus di halaman 136-137. Yep, bener banget. Makanya, kalo mau raih sesuatu itu, harus dikuatin tekadnya dulu.
Pokoknya, kalian harus baca deh.

Eh, ada satu hal yang masih belum terkuak di novel ini. Saat semua barang yang dihilangkan oleh Ra di bumi ternyata pada akhirnya ketahuan di mana rimbanya.. ada satu yang gak ketauan.. yaitu “jerawat”. Iya,aku penasaran itu jerawatnya Ra nyasar di mana. Hehehehe
Yak.. setelah ini harus sabar menanti kelanjutannya.. soalnya Bumi adalah novel Serial. Buku keduanya Bulan, akan menjadi hal yang aku tunggu-tunggu (lagi-lagi berasa nunggu lanjutannya serial the secret of The Immortal Nicholas Flamel). Bikin penasaran aja ni Tere Liye.