Emmmm... gimana ya tentang tisu ini?
aku copas di sini aja ya. dapet nyomot dari sini. Kayaknya, penggunaan tisu ini harus ditinjau ulang deh. Kalu emang ga perlu-perlu banget, mending ga usah pake. Mulai pake sapu tangan sama handuk kecil aja. Lebih praktis, lebih irit, dan lebih ramah lingkungan.
1.Bahan dasar Tissue.
Tissue berbahan dasar 100% kayu.
Menurut
Koesnadi dari Sekjend Sarekat Hijau Indonesia ( SHI ) tentang Hitungan
sederhana bagaimana penyusutan Hutan Alam Indonesia akibat dari
penggunaan tissue oleh masyarakat.
“Jika jumlah penduduk Indonesia
200 juta orang dan setiap satu harinya 1 orang menggunakan ½ gulung
kertas tisu Artinya penggunaan kertas tisu bisa mencapai 100 juta gulung
tisu per hari, berarti per bulan nya pemakaian tisu di indonesia
mencapai 3 milyar gulung. Bila berat kertas tissu itu 1 gulung mencapai ¼
kg, maka 3 milyar dihasilkan angka kira-kira 750.000.000 kg setara
dengan 750.000 Ton, Bila untuk menghasilkan 1 ton pulp diperlukan 5 m3
kayu bulat, dengan asumsi kayu bulat 120 m3 per hektar (diameter 10 up)
maka sudah bisa ditebak penggunaan hutan untuk urus kebersihan mencapai
ratusan ribu hektar setiap bulannya". (Sumber: dari sini)
Hal
itu menunjukkan bahwa jutaan ton kayu tropis siap ditebang untuk
menghasilkan tissue. Perlu diketahui bahwa untuk dapat ditebang dan
diolah kembali, sebatang pohon kayu tropis membutuhkan waktu sekitar 6-8
tahun lamanya.
Bila keberadaan hutan menyusut maka akan
mengakibatkan erosi tanah juga menurunnya kemampuan hutan untuk menyerap
CO2. Konsentrasi CO2 yang tinggi di atmosfir lah yang menyebabkan suhu
bumi meningkat atau sering disebut Global Warming. Suhu bumi yang
melampaui batas bisa mengakibatkan perubahan alam, mencairnya es di
kutub (naiknya permukaan air laut) hingga hujan asam.
2.Proses Pembuatan Tissue
Untuk
memproduksi 1 Kg Tissue diperlukan 30 liter air dan 4 kwh listrik. Bila
setiap orang diasumsikan memakai tissue rata-rata 50 gr per hari dan
hanya seperempat penduduk Indonesia yang menggunakan tissue, maka tiap
tahun diperlukan sekitar 21 ribu ton tissue, dimana untuk memproduksinya
butuh 630juta liter air dan 84juta Kwh listrik. Penggunaan 84 juta kwh
listrik itu sama sperti membuang gas CO2 sebesar 42ribu ton. (sumber:
dari sini)
Belum pagi
dampak dari proses untuk mendapatkan warna putih pada tissue. Dalam
proses pemutihan terhadap pulp yang berwarna hitam menggunakan gas Chlor
(CL). Bahan baku gas Cl adalah toksik, dimana toksik ini limbahnya
masih mengandung racun.
Well, sebenarnya bukan Tissuenya yang
membawa pengaruh, tapi lebih tepat ‘penggunaan Tissue’ yang
berlebihanlah yang memberikan dampak buruk bagi Bumi kita ini. Bila
memungkinkan tidak ada salahnya kita kembali menggunakan saputangan,
atau paling tidak bijaksanalah (baca:hemat) dalam menggunakan tissue.
Kita
mungkin tidak dapat melakukan hal yang besar, oleh karena itu
lakukanlah hal kecil yang kita mampu untuk menjaga hutan yang merupakan
nyawa dari bumi kita.
dapet lagi yang agak detil Contekan dari http://www.madehow.com/Volume-6/Toilet-Paper.html
- Batang pohon yang habis ditebang dan baru sampai di pabrik akan dikuliti dan ditelanjangi hingga hanya kayunya saja yang terlihat.
- Kayu terus dicacah sampai kecil, sekitar berukuran 1 x 1/4 inci. Lebih kecil lebih bagus buat dijadi bubur kertas.
- Cacahan kayu itu (sekitar 50 ton) dicampur dengan bahan kimia (sekitar 1000 gallon) dimasukan dalam tangki pemasakan yang disebut Digester.
- Teruuuuus dimasak (sekitar 3 jam-an lah). Selama pemasakan air yang terkandung dalam kayu akan menguap dan menyisakan 25 tons serat selulosa, lignin dan senyawa lain (bayangin, dari 50 ton kayu hanya tersisa setengahnya aja). Dan dari 25 ton ini akan menghasilan 15 ton bubur serat kayu yang disebut Pulp.
- Pulp ini akan melewati beberapa mesin cuci (washer mechine) untuk menghilangkan lignin dan senyawa kimia. Eh lignin pada tau kan? penjelasan tentang lignin, entar aja deh :D. nanti akan keluar cairan hasil pencucian yang berwarna hitam (black liquor). Pulp akan keluar dari pintu sana sedangkan Black Liquor akan dikeluar dari pintu sini. Pokoknya dipisahkan lah.
- Pulp yang sudah bersih dicampur dengan air menghasilkan adonan yang disebut paper stock yang terdiri dari 99,5% air dan 0,5% serat. Banyakan airnya ternyata ya. Paper stock ini disemprotkan ke ayakan yang akan mengeringkan air dan menghasilkan lembaran 5,5 m x 1981 m gelondongan bahan tissue per menit.
- Lembaran ini dipindahkan ke pengering yang disebut Yankee Drier. Dipanaskan dan dipress sehingga kandungan air dalam lembaran calon kertas ini hanya 5%.
- Kemudian kertas dibejek2 dikit (creped) tujuannya untuk melembutkan dan menghasilkan perawakan yang rada lecek. Sambil dibejek, kertas ini dikerok dengan pisau. Tujuannya adalah supaya kertas menjadi fleksibel tapi menurunkan kekuatan kertas sehingga pas dibasahin, kertas akan mudah hancur.
- Kertas tissue sudah jadi tapi masih berupa lembaran yang
panjaaaaaaaaaaang. Lembaran kertas tissue ini akan dimasukan ke mesin
pemotong. Viola… jadilah kertas tissue yang dipake buat nyedot cairan
dari hidung saya karena kebanyakan nangis
ya ampun.. nanem pohon enggak, ikut nebangin iya. Secara ga langsung, dengan kita pake tisu terus-terusan berarti kita nebangin pohon-pohonan. Padahal, hutan udah semakin sedikit aja luasnya. Jadi, sekali lagi aku mu ngingetin -diri sendiri dulu-. Udahan ah hambur-hamburin tisunya. Pake seperlunya aja. Kalo bisa, ga usah pake tisu aja, ganti saputangan or handuk kecil.
0 komentar:
Posting Komentar