Dira Gigit nih!


"Ma, Dira udah ga mimi lagi ya?" Pertanyaan gadis kecilku seharunya hanya pernyataan saja. Tapi mata kecilnya menghujam netraku, meminta penegasan.

"Iya sayang, Dira kan sudah besar" Aku mengelus lembut rambunya, matanya masih di sana tertancap ke mataku. Matanya menyimpan sedikit kecewa, Dira masih berharap jawaban lain yang keluar dari mulutku.

Dira menangis sesenggukan, sambil berguling ke sana kemari. Tahu betul ia, mamanya ini paling tidak tahan melihatnya menangis. Aku tahu betul ini caranya merajuk, supaya aku memuluskan inginnya. Tapi, aku sudah memantapkan hati. Anakku sudah besar, sudah waktunya disapih.

Akhirnya, aku membujuknya dengan buku. Dia terlentang di sampingku, lengan kananku menyangga kepala mungilnya. Buku tentang petualangan ke negeri Oz yang dia pilih malam itu. Tapi, setelah cerita sampai akhir saat Dorothy kembali ke pelukan Paman Henry. Dira belum juga tertidur.

"Maa.. " Dihadapkannya badannya ke arahku. Tangan mungilnya menunjuk-nunjuk dadaku. Tempat air susu mengalir setiap malamnya, mengantar ia tidur.

"Dira sudah besar nak, udah waktunya berhenti mimi!" Sekarang waktunya untukku melawan mata penuh harapnya. Mengabaikan mata iba yang penuh kantuk, tapi enggan beranjak tidur. Dira masih berusaha merayuku, agar ia bisa kembali menyusu.

Reaksi Dira membuatku terkejut sekaligus geli. dengan tiba-tiba ia berguling lalu menindih badanku. Ini bukan hal asing bagiku. Selama ini memang Dira suka bermain-main di perut atau punggungku. Tapi apa  yang dilakukan Dira berikutnya membuatku sedikit kaget.

"Dira gigit nih miminya!" Serunya galak. Dira menggigit Dadaku. Aku tertawa geli melihat wajah kantuknya yang dihinggapi sedikit rasa kesal karena tak bisa mendapat keinginannya.

Aku yang sekarang membujuknya, menariknya ke pelukanku. Rasa kantuk dan lelah akhirnya mengalahkan kegigihannya. Ia bergelung erat, menempel di tubuhku. Kami tertidur lelap, hingga adzan subuh membangunkanku.

*I love you dear...

0 komentar: