Kontemplasi


Waktu itu, aku baca sebuah tulisan yang dishare sama salah satu temen di FB. Cuma baca sepintas lalu, terus aku membatin “Dih, semacam bener tapi gak bener”. Eh, beberapa hari kemudian, kok jadi tambah rame. Akhirnya, aku baca lebih seksama tulisannya. Dan, gak tau kenapa kayak panas aja di dada.
Waktu itu, aku menulis status di becak. Di jalan menuju kantor. Jadi, banyak typo  di beberapa tempat. Kemudian beberapa kali aku sunting.
Tulisanku kemudian dishare sama salah satu teman. Awalnya, oke aja menurutku. Sebagai counter, supaya tulisan yang sempet  rame tadi tidak ditelan mentah-mentah sama orang-orang.
Kemudian, ramai yang mengeshare. Dari temannya teman, temannya lagi, temannya lagi. Hingga mencapai ratusan. Tapi pada akhirnya, status itu gak bertahan sampai 24 jam. Malamnya aku setting lagi status itu agar hanya dapat dilihat oleh teman saja.
Aku mengintip di beberapa timeline akun yang mengeshare statusku, tetapi tidak  berteman di fb. Statusku udah menghilang dari timelinenya. Sip, aku hentikan saja.
Kenapa emangnya?
Karena eh karena...
1. beberapa komentar menyadarkan aku, bahwa ilmu aku ini amat sangat dangkal. Jadi malu sendiri. Jadi pengen belajar lagi
2. aku takut niatku bergeser. Dari pertamanya pengen mengcounter, jadi seneng karena statusku banyak yg ngelike and share. Dan sepertinya iya. Makanya, aku stop aja. Daripada semakin menjadi penyakit hati. Sombong kemudian.
3. dari mantau satu akun aja, bisa liat ada yg suudzhan sama aku. Gimana di akun yang lain? Daripada bikin lebih banyak lagi orang yang suudzhon, mending udahan aja. Mantap ilangin statusnya dari peredaran
4. status kita itu, akan selalu terekam. Kata-kata kita yang bermaksud A, bisa ditafsirkan B bahkan sampai Z oleh orang lain. Terlebih lagi oleh yang tidak mengenal siapa kita. Bahkan teman sendiripun sempet ada yang salah faham. Jadi, harus bener-bener hati-hati dalam nyampein buah fikir kita.
5. kadang, kita siap mendapat pujian. Tapi tidak siap mendapat cercaan. Jangankan begitu, menghadapi komen yang tidak seiring sejalan dengan maksud hati kita pun rasanya sebel-sebel gimana gitu. Makanya, kalo ga siap, mending ga usah buat status yang mengundang banyak orang masuk ke timeline kita. Kite? Guwe aja kaliiii...

Itulah, hasil kontemplasi ga jelas dari aku yang gak jelas pula. Hahahaha

0 komentar: