Puisi Nadira


Kemaren itu, antara lucu-lucu miris dengerin Nadira deklamasiin puisi. Ya, dia cuma iseng aja sih. Bacanya juga dengan ketawa ketiwi. Tapi, cukup nyelekit di hati. Karena yang dia bacakan adalah reality... Hihihihi

Dia lagi nonton Upin ipin sore itu. Judulnya Alkisah di bulan puasa. Eh, tiba-tiba dia berdiri di tempat tidur. Menghadap cermin yang menggantung tepat di sebrangnya. Sambil bergaya seolah-olah di atas panggung. Lalu, terlontarlah puisi itu...

Alkisah di bulan Puasa -nahan cekikikan-

Pada suatu bulan Ramadhan -Suaranya dibulat2kan, ngasih efek suara dewasa-
Lebaran sebentar lagi -tangannya mengayun ke kanan, ke kiri, kemudian menahan ketawa-
tapi, tidak ada baju baru -ketawa sambil nutup mulut, terus sok serius lagi-
Tidak ada oleh-oleh lebaran -mungkin maksudnya makanan lebaran-

yang ada hanya baju rumah saja
dan ikat rambut

hihihihi....

Nadira cekikian.

Aku, sambil memeluk Kevin di pangkuanku tersenyum. Kemudian bertepuk tangan atas puisi yang baru saja dira deklamasikan. Tapi hati ini ketawa getir. Karena semua yang Dira bacakan itu benar adanya.

Hmmm... maafin mama ya nak. Tahun ini mama ga beliin baju baru lagi, ga beliin kue lebaran lagi, ga mudik lagi.

Semoga Nadira dan Kevin kelak tumbuh menjadi anak-anak yang kuat, sabar, dan tabah. Serta selalu bisa menempatkan diri di semua situasi. Tak cengeng dan menjadi penuntut. Mama sayang Nadira dan Kevin.

#Hiks

0 komentar: